Bisakah Teknologi Membuat Orang Hidup Abadi? Inilah Yang Dikatakan Para Ilmuwan

Teknologi Membuat Orang Hidup Abadi

Tonggak kedua adalah keabadian virtual, di mana kita akan dapat memindai otak kita dan mentransfer diri kita sendiri ke media non-biologis seperti komputer.

Setelah pikiran manusia ada di komputer dan dapat diunggah ke internet, kita tidak perlu khawatir tubuh manusia akan musnah. Memindahkan pikiran manusia keluar dari tubuh akan menjadi langkah signifikan menuju keabadian. Tetapi menurut Schneider, ada kendala.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Saya tidak setuju itu akan mencapai keabadian bagi manusia. Saya pikir itu hanya menggandakan Anda dalam versi digital ganda,” katanya.

Schneider, yang juga penulis ‘Artificial You: AI and the Future of Your Mind’ menggambarkan eksperimen pemikiran di mana otak bertahan atau tidak dalam proses pengunggahan. Jika otak bertahan, salinan digitalnya tidak bisa ‘menjadi orang tersebut’ karena ia masih hidup.

Salinan digital juga tidak bisa menjadi ‘seseorang itu’ jika otaknya tidak selamat dari proses pengunggahan. Kalaupun berhasil, salinan otak itu hanya bisa menjadi kembaran digital.

Menurut Schneider, cara yang lebih baik menuju umur panjang yang ekstrem, sekaligus melestarikan manusia, adalah melalui peningkatan biologis yang sesuai dengan kelangsungan hidup otak manusia. Metode lain yang lebih kontroversial adalah melalui chip otak.

“Ada banyak pembicaraan tentang penggantian bagian otak dengan chip secara bertahap. Jadi, pada akhirnya, seseorang menjadi seperti kecerdasan buatan,” kata Schneider.

Dengan kata lain, perlahan-lahan bertransisi menjadi cyborg dan berpikir dalam chip daripada neuron. Bagaimanapun, tubuh manusia memiliki tanggal kedaluwarsa, terlepas dari bagaimana ia ditingkatkan kemampuannya. Apakah manusia masih manusia tanpa tubuh mereka?

“Bagi saya, ini bukan masalah apakah Anda secara teknis adalah manusia atau bukan. Masalah sebenarnya adalah apakah Anda adalah diri yang sama dari seseorang?,” ujarnya.

Meski demikian, Schneider sangat tertarik mengamati perkembangan potensi peningkatan fungsi otak dan tubuh di masa depan. “Saya ingin melihat sains dan teknologi menyembuhkan penyakit, membuat kita lebih pintar. Saya ingin melihat orang-orang memiliki pilihan untuk meningkatkan kapasitas otak mereka. Saya hanya ingin mereka memahami apa yang dipertaruhkan,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *