Kisah Abu Nawas: Lolos Hukuman Berkat Buta Warna Gagal Tebak Janggut Tuan Menteri

Berkat Buta Warna Gagal Tebak Janggut Tuan Menteri
Berkat Buta Warna Gagal Tebak Janggut Tuan Menteri. Foto: unsplash

Dikarenakan takut dihukum, tamu yang ditanya kali ini menjawab dengan berkata bohong, “Hampir tidak ada tuan menteri.”

“Apa maksudmu dengan kata hampir? Pengawal, seret orang ini ke dalam penjara,” teriak tuan menteri.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tamu kedua pun dibawa oleh pengawal untuk dimasukkan ke penjara. Gara-gara kejadian ini suasana pesta yang tadinya meriah berubah jadi menegangkan.

Untuk ketiga kalinya tuan menteri mengajukan pertanyaan yang sama kepada tamu. “Selanjutnya apa kau lihat ada uban di janggutku?” tanya dia.

Karena takut dihukum seperti kedua tamu sebelumnya, tamu ketiga menjawab dengan berkata bohong. “Sama sekali tidak ada tuan, bahkan janggut tuan terlihat hitam dan indah.”

“Kamu pembohong,” bentak tuan menteri.

“Pengawal, berikan dia 10 cambukan di punggungnya. Kemudian penjarakan dia selama sebulan,” perintah tuan menteri.

Akhirnya tuan menteri menoleh ke arah Abu Nawas, tapi Abu Nawas terlihat asyik menyantap makanan seolah sedang tidak terjadi apa-apa.

“Apa kau melihat uban di janggutku?” tanya tuan menteri kepada Abu Nawas yang tampak asyik melahap makanan lezat, tidak menghiraukan pertanyaan tuan menteri.

“Hey Abu Nawas, aku bertanya kepadamu,” bentak tuan menteri.

Mendengar namanya disebut, Abu Nawas pun menoleh ke arah tuan menteri dan menghentikan makannya untuk sementara.

“Maaf tuan menteri, tuan bertanya kepadaku?” sahut Abu Nawas.

“Iya aku bertanya kepadamu. Apa kau melihat uban di janggutku?” tanya tuan menteri.

“Sebenarnya aku ingin menjawabnya tuan menteri, tapi aku buta warna, jadi tidak tahu mana warna hitam dan putih,” ucap Abu Nawas.

Ia pun kembali meneruskan makannya. Jawaban Abu Nawas yang singkat tapi menggelikan membuat tuan menteri tertawa terpingkal-pingkal. Wajahnya yang tadi penuh emosi, seketika redam dan kembali tenang untuk mencairkan suasana.

Setelah selesai makan, Abu Nawas menceritakan beberapa kisah lucu yang membuat seisi ruangan penuh tawa. Wallahu a’lam bisshawab.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *