Kisah Abu Nawas: Titip Emas ke Perampok Sadis, Ending-nya Bikin Takjub Banget

Titip Emas ke Perampok Sadis
Titip Emas ke Perampok Sadis. Foto: unsplash
banner 400x400

Sebelum dihadang para perampok, lebih baik aku titipkan emas ini kepada orang penghuni gubuk itu,” pikir Abu Nawas.

Ia pun segera memisahkan diri dari rombongan dan berjalan menuju gubuk itu. “Kawan, bolehkah aku menitipkan barang ini sebentar?” tanya Abu Nawas.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Orang penghuni gubuk itu menjawab, ‘Oh silakan taruh saja di dalam’.”

Setelah menitipkan emas, Abu Nawas lalu mengejar rombongannya dan kembali berjalan bersama para kabilah. Tidak lama kemudian tiba-tiba komplotan perampok muncul mengadang dengan pedang terhunus di tangannya.

“Serahkan semua barang kalian! Jangan ada yang tersisa. Bila kalian melawan atau menolak, kami tidak segan-segan membunuh kalian,” ancam komplotan perampok sadis itu.

Rombongan kabilah ini pun terpaksa memberikan semua hartanya karena ketakutan akan dibunuh. Sedangkan Abu Nawas yang tidak membawa apa pun hanya digeledah dan luput dari aksi perampokan.

Ketika semua barang dan harta berhasil didapatkan, komplotan perampok ini lalu pergi meninggalkan Abu Nawas dan rombongan.

“Alhamdulillah emas yang kubawa bisa selamat,” ucap Abu Nawas dalam hati.

Kemudian Abu Nawas berniat kembali mendatangi gubuk tempat menitipkan emasnya. Setibanya di sana terlihat komplotan perampok yang tadi beraksi juga berada di dalamnya.

“Celaka, ternyata aku salah. Orang yang aku titipi emas justru ketua perampoknya,” kata Abu Nawas kecewa.

Saat hendak pergi, ketua perampok melihat kehadiran Abu Nawas. “Hai tuan, kemarilah jangan takut,” teriaknya.

Sesaat Abu Nawas ragu dengan tawaran ketua perampok tersebut. “Kalaupun aku lari pasti akan mudah ditangkap oleh mereka dan bisa-bisa dibunuh. Lebih baik aku datangi saja. Hanya kepada Allah, aku meminta perlindungan,” ucap Abu Nawas dalam hati.

Lalu Abu Nawas memberanikan diri menghampiri mereka. “Tuan mau mengambil barang titipan Tuan?” tanya ketua perampok.

“Benar, aku ke sini berniat untuk mengambilnya,” jawab Abu Nawas.

“Ambilah dan segera tinggalkan tempat ini,” ucap ketua perampok.

Abu Nawas sempat terkejut dan heran dengan ucapannya. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, Abu Nawas segera mengambil emas titipannya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Saat Abu Nawas berjalan menjauh, sayup-sayup mendengar percakapan para komplotan perampok tersebut.

“Kenapa Tuan membiarkan orang asing itu mengambil hartanya?” tanya salah satu anak buah.

Sang ketua perampok menjawab, “Orang asing itu telah memercayaiku seperti aku mempercayai Allah akan menerima tobatku. Aku hargai kepercayaan orang asing itu agar Allah menghargai kepercayaanku pula.”

Mendengar hal itu barulah Abu Nawas tahu bahwa sebenarnya si ketua perampok adalah orang yang ingin bertobat. Wallahu a’lam bisshawab.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *