Kisah Profesor Tjandra Saat Umrah, Melihat Arab Saudi Dari Perspektif Kesehatan

Kisah Profesor Tjandra Saat Umrah
Profesor Tjandra, mantan Direktur Penyakit Menular di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan istri

“Di lobby hotel saya tertulis peringatan pemerintah setempat bahwa dilarang merokok sampai jarak sekitar 10 meter dari hotel, dan kalau tertangkap dendanya 200 riyal atau sekitar Rp 800 ribu,” beber Prof Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI.

Untuk memberikan pandangan yang imbang, Prof Tjandra juga menyoroti pengalaman kurang mengenakkan dari salah satu kerabatnya. Temannya tersebut diceritakan hendak membawa orang tuanya yang sakit untuk berobat ke salah satu klinik di Madinah, sayangnya ada antrean mengular hingga sekitar 50 orang.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Akhirnya dia batal berobat karena kasihan kalau orang tuanya tambah sakit nantinya,” cerita Prof Tjandra.

Untuk itu, Prof Tjandra berharap ada tambahan fasilitas pelayanan kesehatan di Makkah dan Madinah. Hal itu juga berlaku untuk pemberian fasilitas khusus bagi pasien dengan sakit berat dan lansia dengan kursi roda.

Meski demikian, Prof Tjandra tetap berharap Indonesia bisa meniru aturan baik yang sudah diterapkan oleh Arab Saudi seperti pengetatan larangan merokok di tempat umum. Tujuannya agar masyarakat luas dapat menghirup udara bersih sehat bebas asap rokok.

Selain itu, ia juga berharap, apotek di Indonesia bisa memperketat praktik perdagangan antibiotik dengan mensyaratkan resep dari dokter. “Mudah-mudahan semua apotek kita juga ketat menjaga aturan, jangan bolehkan orang membeli antibiotika tanpa resep dokter, itu akan merugikan pasiennya sendiri,” tukasnya.

Sumber: detik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *