Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-32): Vonis 20 Tahun

Vonis 20 Tahun
Muhammad Najib, Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
banner 400x400

Pepatah ini dilantunkannya berulang-ulang dalam irama nasyid yang digubahnya sendiri. Ia terus bernyanyi walau suaranya parau. Kerisauannya secara perlahanlahan mereda, dan keyakinannya pulih kembali. “Insya Allah ada hikmah di balik semua ini, khususnya bagi diriku sendiri, istriku, dan anak-anakku di kemudian hari”, katanya dengan tegas sambil mengepalkan tangannya. Sementara air matanya yang hangat terus membasahi pipinya.

Saat wajah Mujahid sudah hilang dari pandangan, barulah tangis Nur Jannah meledak. la berusaha menahannya dengan cara menunduk sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Sabarlah, Nak…”, kata Bu Bisri sambil memeluk tubuhnya.

“Masih ada Kami yang akan mendampingimu…!”, sambung Ayah mertuanya sambil memegang bagian kepala Anak menantunya yang berkerudung hitam siang itu. Mereka berdua lalu memapah Nur Jannah yang berjalan lunglai meninggalkan Kantor Pengadilan.

Nur melangkah tertatih antara sadar dan tidak. Air matanya terus mengucur deras membasahi kerudung hitam yang dikenakannya. Dunia terasa gelap dan berputar. Suaranya terdengar lirih. Bibirnya terus berbicara dengan suara yang tidak jelas. “Ya Allah, Aku ini perempuan lemah. Sungguh berat ujian yang Engkau berikan. Aku tidak punya pilihan kecuali harus menjalaninya. Walaupun sulit Aku akan coba tapaki jalan panjang yang gelap ini. Berilah Aku kesabaran! Berilah Aku ketabahan. Lindungilah Suami dan anak-anakku! Karena hanya kepada-Mulah kami bIsya mengadu dan memohon”.

Nur Jannah terus berdoa sambil melangkah dengan lunglai menjauhi pintu pengadilan sembari memasuki perjalanan panjang yang tak pasti.

(Bersambung…..)