Dari Keong Emas, Memungut Ilmu-Ilmu Emas

Dari Keong Emas

Seluruh KERJA KREATIF ini, sebagaimana dalam tradisi penyalinan mushaf dan teks-teks non-Qur’anis di Dunia Islam, masuk lingkup gerakan ilmiah dan kebudayaan mengiringi  pergerakan sejarah kebudayaan umat  manusia. WARRAQAH (الوراقة) atau “kegiatan penyalinan naskah: penulisannya, penyebarannya, editingnya, dan distribusinya” benar-benar jadi barokah untuk para penulis (mencakup iluminator dan petugas pengEMASan), pasar kertas dan peralatan tulis seperti kalam khat, tinta dan wadahnya, penjilidan dan  penjual buku.

Setelah rehat sekitar dua jam untuk menikmati pusat-pusat hiburan Taman Mini, para santri Lemka masuk Teater Imax Keong Emas untuk nonton film mengharukan yang bikin mereka nangis sesenggukan, The Journey to Mekkah, kisah sulitnya perjananan Ibnu Batutah yang harus bersabung nyawa untuk pergi haji. Nobar ini sebagai “praktik merasakan” sebagian dari naskah filologis  Ibnu Juza’i, Tuhfah  an-Nuzzar fi Gara’ib  al-Amshar wa ‘Aja’ib  al-Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-Kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan) atau yang lebih dikenal dengan kitab Al-Rihlah (journey, perjalanan) Ibnu Batutah. Hebat tidak? Ketika usia 21 tahun, Ibnu Batutah yang lahir di Marokko 25/2/1304 memulai perjalanan panjang yang mencakup 120.700 km selama hampir 3 dasawarsa. Tiga kali lebih dahsyat daripada pengembara  Marcopolo! Ibnu Batutah berkelana dengan tujuan  untuk mengenal bangsa-bangsa baru dan bertemu banyak orang dari latarbelakang dan kebudayaan yang beragam. Karena terkagum-kagum dengan perjalanan pertamanya, ia bersumpah untuk mengunjungi sebanyak mungkin tempat yang dapat dikunjunginya selama hayatnya. Salahsatunya Pulau Sumatera, yang disebutnya “Pulau Jawa yang menghijau”. Ibnu Batutah sampai di pelabuhan Kerajaan Samudera Pasai yang disebutnya “kota yang indah”.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ya, seindah perjalanan menuntut ilmu dan seindah bisa menautkan studi  kaligrafi dengan filologi. Dari Keong Emas, santri Lemka berhasil  memungut ilmu-ilmu emas. Namun, pesan paling mengesankannya adalah: “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *