Pia Tape Jogja, Innovate Or Die !!

Pia Tape Jogja
Pia Tape Jogja

Oleh: Ahmad DS, Kyai Marketing

Mengejutkan!!!

Hajinews.id – Itulah kesan pertama ketika saya menerima bingkisan dari owner Bakpia Tape Jogja Mas Deni.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Betapa tidak bakpia Jogja yang secara turun-temurun berisi bumbu kacang hijau coba diubah tradisinya oleh Mas Deni menjadi via crispy dengan kulit tebal dan isinya adalah prol tape.

Saya sempat skeptis sampai-sampai Saya menyuruh istri saya untuk mengisinya. Di otak saya terbersit pertanyaan, “Apa ya enak via kok isinya tape bukan kacang ijo?”

Selemparan batu kemudian istri saya bilang kok “enak yo pia ne”. Aku masih nggak percaya dengan mengulang pertanyaanku, ” mosok tho enak Pia isinya tape, aku belum bisa nerima? ”

Sebagai penggemar bakpia patok 25 dan bakpia pathok 75 itupun yang original alias Saya tidak pernah makan bakpia yang isinya kekinian macam coklat keju dan sejenisnya, saya tidak bergeming untuk mengicipinya,

sampai di perjalanan pulang ke Jakarta perut saya kok agak lapar mulut saya agak gatal pengen nyemil dan adanya di dashboard mobil saya adalah sisa Pia tapi Jogja yang tinggal dua biji.

Aku pun tidak rewel dan pasrah seandainya Pia yang aku makan itu nggak enak minimal ya buat ganjel perut supaya nggak masuk angin.

Dan ternyata apa yg terjadi .. Uenak banget ges !!!

Tekstur Pia nya tebal mirip puff croisant, isinya prol keju masih terasa tapenya tapi ada sensasi kejunya karena kebetulan yang saya makan ini adalah varian rasa keju.

Pemilik Pia tape Jogja ini adalah seorang pengusaha asal kota apel. Malang. Sebelum ekspansi ke Jogja, Deni sudah memiliki toko oleh-oleh di Malang.

Suatu ketika Deni berlibur ke Jogja dan melihat sepinya Jogja itu adalah seramai-ramenya kota Malang. Itulah mengapa Deni kemudian bertekad membuka usaha Pia bukan bakpia ya. Pia itu kulitnya tebal dan asalnya dari Surabaya sedangkan bakpia itu biasanya Kulitnya tipis dan asalnya dari Jogja asli.

Jadi Pia Tape Jogja ini menyalahi asal usul dan menyalahi sejarah kuliner

Namun apa lacur dikata saat ini brand kuliner yang sukses tidak harus dari kota asalnya.

Bika Ambon yang terkenal adalah dari Medan bukan dari kota Ambonnya.

Di Solo ada lapis Surabaya dengan nama Orient. Di Bali pun juga ada Pia Legong.

Di Jogja ada empek-empek Nyonya Kamto

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *