Hal Sederhana Untuk Menjawab 6 Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di Alam Kubur

Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di Alam Kubur
kuburan

Pertanyaan Pertama dan Kedua

Mengutip laman NU, ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk. Kedua malaikat kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas.

Mereka yang senantiasa melaksanakan salat lima waktu, terlebih yang suka salat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kalau kita camkan definsi salat, yakni serangkaian kegiatan ibadah tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, maka kita dapati kata pertama yang wajib kita ucapkan dalam salat adalah الله, yakni dalam takbiratul ihram: الله اكبر.

Jika dalam sehari semalam kita melakukan salat fardhu lima waktu, maka kita akan menyebut الله dalam takbiratul ihram sebanyak lima kali. Jika takibiratul ihram ditambah dengan takbir-takbir yang lain seperti takbir sebelum ruku’, sebelum sujud, dan sebagainya, maka dalam sehari semalam kita menyebut الله sebanyak 68 kali.

Itu belum termasuk yang kita sebut dalam salat -salat sunnah. Singkatnya orang yang taat menjalankan perintah salat akan sangat terbiasa mengucapkan الله. Kaitannya dengan pertanyaan pertama di atas, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban salat, kemudian di dalam kubur ditanya: من ربك (siapa Tuhanmu) maka dengan mudah ia dapat menjawab: الله ربي (Allah Tuhanku) karena ia terbiasa menyebut الله setidaknya 68 kali dalam sehari semalam.

Bayangkan mereka yang malas sholat, apalagi tak pernah salat sama sekali. Tentu mereka akan mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini.

Terhadap pertanyaan kedua, , yakni ما دينك (apa agamamu) seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban salat , ketika di dalam kuburnya ditanya: ما دينك – apa agamamu – maka dengan mudah ia dapat menjawab:الاسلام ديني (Islam agamaku) karena dalam konteks sekarang hanya Islam satu-satunya agama yang memerintahkan melaksanakan salat.

Agama-agama sebelumnya pada zamannya juga memerintahkan umatnya melaksanakan salat bahkan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak dari pada Islam. Agama-agama itu hingga sekarang masih ada, namun inti ajarannya tidak lagi menekankan iman tauhid dengan hanya menyembah Allah SWT sebagaimana Islam.

Maka bisa dimengerti agama-agama itu tidak lagi menyerukan umatnya melakukan salat. Salat telah identik dengan Islam karena sekali lagi dalam konteks sekarang Islam satu-satunya agama yang memerintahkan salat.

Terhadap pertanyaan ketiga, yakni من نبيك (siapa Nabimu) seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban salat, tentu dengan lancar dapat menjawab pertanyaan itu karena di dalam shalat lima waktu setidaknya kita menyebut nama محمد sebanyak 10 kali dalam sehari semalam, yakni dalam bacaan tahiyat atau tasyahud akhir yang berbunyi:

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمدا رسول الله dan dalam bacaan shalawat اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ Jumlah itu belum termasuk yang dibaca dalam tasyahud awal dan bacaan shalawat dalam rakaat kedua dalam salat Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ yang jumlahnya 15 sehingga seluruhnya berjumlah 25.

Oleh karena itu, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksnakan salat akan dengan mudah menjawab pertanyaan: من نبيك (siapa nabimu), yakni dengan jawaban: محمد نبي (nabiku Muhammad SAW) karena setiap hari selalu menyebut nama محمد.

Pertanyaan Keempat dan Kelima

Terhadap pertanyaan keempat, yakni ما كتابك – Apa kitabmu, seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban salat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: القران كتابي – Kitabku Al-Qur’an, karena di dalam shalat terdapat rukun yang mengharuskan orang shalat membaca surah pertama dalam Al-Qur’an yakni Surah Al-Fatihah.

Seseorang yang melakukan salat tanpa membaca surah ini dalam setiap rakaat, salatnya tidak sah, kecuali bagi makmum masbuq yang di rakaat pertama tak selesai membacanya karena waktu tak mencukupi. Selain surah Al-Fatihah, orang salat juga membaca surah-surah lainnya di dalam Al-Qur’an yang dibaca sebagai bacaan sunnah.

Surah-surah yang hukumnya sunnah ini dibaca setelah surah Al-Fatihah. Dengan dibacanya surah-surah dalam Al-Qur’an dalam salat, maka dalam sehari semalam setidaknya orang membaca surah-surah Al-Qur’an sebanyak 27 kali. Dengan kata lain untuk menyebut القران sebagai sebagai kitab suci tidak sulit bagi mereka yang senantiasa melaksanakan salat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *