Terhadap pertanyaan kelima, yakni اين قبلتك (di mana kiblatmu) seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban salat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: الكعبة قبلتي (Ka’bah kiblatku) karena orang yang senantiasa melaksanakan kewajiban salat, akan menghadap ke arah Ka’bah sebanyak 5 kali sehari.
Jika ditambah dengan salat-salat sunnah, tentu frekuensinya lebih tinggi lagi. Kebiasan setiap hari menghadap kiblat berupa Ka’bah ini tentu akan memudahkan menjawab pertanyaan kelima di atas. Apalagi di dalam niat salat terdapat kata “kiblat” yang maksudnya adalah Ka’bah.
Niat itu misalnya: أصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى “Aku berniat melaksanakan salat Dzuhur empat rakaat dengan menghadap Kiblat karena Allah SWT.
Dalam bacaan niat di atas secara eksplisit terdapat kata اْلقِبْلَةِ. Kata-kata kiblat ini tentu akan selalu mengingatkan Ka’bah di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah. Orang Islam yang taat kepada Allah senantiasa akan menghadap ke arah Ka’bah sedikitnya 5 kali dalam sehari.
Artinya bagi orang yang senantiasa melaksanakn salat untuk menyebut nama Ka’bah tidak sulit.