Kultum 17: Utsman bin Affan Menangis Jika di Dekat Kuburan

Utsman bin Affan Menangis Jika di Dekat Kuburan
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Salah satu keraguan yang muncul tentang adanya azab atau siksa kubur adalah sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 46. Hal ini disebabkan karena dalam ayat tersebut secara khusus dibahas tentang Fir’aun. Secara leksikal, ayat tersebut terbaca,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا

وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ

فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)

Artinya:

Neraka ditampakkan kepada mereka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiyamat, (dikatakan kepada malaikat), ”Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” (QS. AL-Mu’min, ayat 46).

Sebelumnya, sebagian ulama mengatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan adanya azab/siksa bagi Fir’aun dan para pengikutnya di alam barzakh. Apalagi dalam ayat di atas dengan jelas disebutkan nama Fir’aun. Jadi, ayat tersebut tidak menunjukkan suatu kepastian yang menyatakan adanya azab bagi orang mukmin di alam kuburnya karena dosa yang dilakukannya.

‘Tidak adanya’ siksa kubur itu ternyata juga pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW sebelum beliau menerima wahyu tentang itu. Akan tetapi selang sekian waktu, beliau mengatakan bahwa azab kubur itu memang ada.

ثُمَّ مَكَثَ بَعْدَ ذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ

يَمْكُثَ، فَخَرَجَ ذَاتَ يَوْمٍ نِصْفَ النَّهَارِ

مُشْتَمِلًا بِثَوْبِهِ، مُحْمَرَّةً عَيْنَاهُ، وَهُوَ

يُنَادِي بِأَعْلَى صَوْتِهِ: الْقَبْرُ كَقِطَعِ اللَّيْلِ

المظلم أَيُّهَا النَّاسُ، لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ

لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا. أَيُّهَا

النَّاسُ،اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ

الْقَبْرِ، فَإِنَّ عَذَابَ الْقَبْرِ حَقٌّ

Artinya:

Kemudian selang beberapa waktu menurut apa yang dikehendaki Allah, pada suatu hari beliau SAW keluar di tengah hari seraya memakai kain selimut, sedangkan kedua mata beliau memerah, lalu beliau berseru dengan suara yang sangat keras, “Alam kubur itu bagaikan sepotong malam hari yang sangat gelap. Hai manusia, sekiranya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu banyak menangis dan sedikit tertawa. Hai manusia, mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, karena sesungguhnya siksa kubur itu haq adanya” (Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lantas dengan segera membenarkan berita (yang disampaikan oleh seorang wanita Yahudi) dan mengakuinya. Sedangkan dalam hadits-hadits yang sebelumnya dinyatakan bahwa pada mulanya beliau tidak membenarkan hal tersebut. Setelah turun kepadanya wahyu Allah yang menerangkan tentang itu (siksa kubur). Barangkali keduanya merupakan dua peristiwa yang hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Setelah peristiwa itu, banyak sekali hadits-hadits yang berhubungan dengan azab kubur. Bahkan Aisyah RA juga mengatakan bahwa setelah peristiwa itu, Rasulullah selalu berdoa memohon perlindungan dari azab kubur setelah melaksanakan sholat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *