Kultum 24: Dahsyatnya Kiamat Berdasarkan Surat Al-Zalzalah

Dahsyatnya Kiamat Berdasarkan Surat Al-Zalzalah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.idHari Kiamat (qiyamat), dalam bahasa Arab يوم القيامة‎  secara leksikal mempunyai arti ‘Hari Kebangkitan’. Sebutan lain untuk hari Kiamat , sebagaimana digunakan dalam Al-Qur’an adalah  السَّاعَةَ  yang maknanya adalah ‘Hari Kehancuran’. Jadi pengertian hari kiamat secara ringkas adalah “hari kehancuran alam dunia ini”.

Lengkapnya, hari Kiamat itu adalah “hari dihancurkannya alam semesta dan mematikan semua makhluk hidup, kecuali apa yang di kehendaki oleh Allah Subhananhu wata’ala”. Kemudian, manusia akan dibangkitkan kembali dan digiring ke padang mahsyar untuk menjalani hari perhitungan, dan setelahnya manusia akan mendapatkan keberuntungan atau kerugian sesuai amal perbuatannya masing-masing.

Di dalam Al-Qur-an surat Al-Zalzalah ayat 1, Allah berfirman,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا

Artinya:

Apabila bumi ini digoncangkan dengan goncangan sangat dahsyat (QS. Al-Zalzalah, ayat 1).

Di dalam ayat ini Allah Subhanahau wata’ala menerangkan bahwa akan terjadi suatu peristiwa besar di bumi ini setelah sebelumnya hidup dalam ketenangan dan kehidupan yang aman. Akan datang padanya hari ketika itu bumi terguncang dengan sangat dahsyat.

Seluruh bagian bumi akan digoncangkan tanpa pengecualian, bukan goncangan seperti yang terjadi ketika suatu daerah dilanda gempa di sebagian kecil dari belahan bumi ini. Kalau goncangan ‘kecil’ di sebuah wilayah saja sudah mampu meluluh lantakkan daerah yang terdampak, bagaimana kalau yang diguncang seluruh bagian bumi ini? Itulah yang disebut Kiamat.

Dalam surat Al-Hajj ayat 1 dan 2, Allah Subhanahau wata’ala juga berfirman, “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat) , (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat goncangan itu, lupalah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang di susuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya (QS. Al-Hajj, ayat 1 dan 2).

Dari ayat tersebut bisa dipahamai bahwa pada saat terjadi guncanagn dahsyat itu, wanita yang menyusui akan lupa kepada anaknya. Wanita yang hamil akan keguguran. Semua manusia terlihat seperti orang mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Demikian itulah manusia akan tersiksa di hari Kiamat nanti. Dengan diguncangnya bumi ini, maka semua makhluk hidupa akn mati dengan tersiksa, kecuali apa yang dikehendaki Allah Subhanahau wata’ala,

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ

وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ

فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُون

Artinya:

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing] (QS. Az-Zumar, ayat 68).

Ketika ditiup sangkakala itu untuk yang kedua kali فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ maka dengan tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dari sini bisa diapahami bahwa seluruh makhluk yang telah dimatikan itu akan berdiri kembali diatas kaki mereka. Menurut para ahli tafsir, mereka berdiri di padang mahsyar seraya menunggu apa yang akan dikatakan kepada mereka.

Ayat Ini juga merupakan dalil tentang dibangkitkannya manusia dari kubur, yang kemudian akan berkumpul di padang mahsyar. untuk menghadapi hari penghitungan amal dan pembalasan atas amal yang telah di lakukan didunia. Pada saat itulah Allah Subhanahu wata’ala Yang Hidup hanyalah Tuhan Yang Mahakekal Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *