Seorang Presiden mengetahui bahwa ia mesti menjaga tegaknya Konstitusi demi lancar dan tertibnya jalannya pemerintahan, tapi melakukan hal-hal yang melanggar Konstitusi. Presiden Bodoh!!
Dan banyak lagi kebodohan–kebodohan yang kita saksikan terjadi dan dilakukan dengan secara sengaja dalam praktek berkehidupan kebangsaan kita akhir-akhir ini.
Karena itu, warning dari Pak SBY di atas sangat-sangat beralasan. Dan merupakan tindakan bodoh, jika kita abaikan apa yang beliau peringatkan itu.
Pertama-tama dan yang terutama untuk mencermati warning pak SBY itu adalah Jokowi, baik sebagai pribadi maupun sebagai Kepala Negara, maupun kepala pemerintahan. Jokowi mesti menghentikan perilaku bodoh, yang marak dipertontonkan oleh pejabat maupun aparat pemerintah. Tentu saja, Jokowi mesti tidak melakukan kebodohan, dan jika telah melakukan kebodohan mesti berhenti dari perilaku bodoh itu.
Para Hakim di semua jenis dan tingkatan lembaga peradilan, mesti menjauhi perilaku bodoh. Tentu demikian halnya kita semua sebagai warga bangsa.
Kebodohan itu terjadi karena hilangnya kejujuran, kejujuran tidak nampak pada diri seseorang karena tiadanya keberanian untuk jujur. Tiadanya keberanian untuk jujur disebabkan karena merasa bersalah telah melakukan hal-hal yang tidak patut, menista dan mengingkari kebenaran. Lihatlah betapa bangsa ini telah kehilangan sedemikian besar social capital-nya. Tiada kejujuran, tiada keberanian berlaku jujur, tiada kebenaran, dan tentu saja dengan sendirinya tiada keadilan.
Bangsa Indonesia benar-benar terpuruk dalam lembah kenistaan. Menjadi amoral.
Saya percaya masih banyak yang memiliki hati yang tenang, yang damai, karena bersih untuk menegakkan kembali sisi moralitas bangsa yang terkoyak-koyak di masa pemerintahan Jokowi ini.
Mari selamatkan Bangsa sebagaimana apa yang telah diperingatkan oleh Pak SBY di atas.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan-Nya kepada kita semua.
