Kultum 39: Asbabun Nuzul Surat Al-Ikhlash

Asbabun Nuzul Surat Al-Ikhlash
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Bahwa surat Al-Ikhlash adalah surat yang luar biasa, hampir semua dari kita sudah maklum. Dan bahwa semua umat Islam mampu membaca surat ini tanpa melihat catatan dalam bentuk muskhaf (tertulis/cetakan) juga bukan hal yang baru. Singkatnya, hampir semua umat yang mengaku Muslim mampu menghafalkan surat Al-Ikhlash ini.

Namun apa yang menjadi latar belakang diturunkannya surat tersebut adalah suatu yang perlu kita ketahui. Meskipun pendek dan terdiri hanya dari 4 ayat pendek, surat Al-Ikhlash memiliki berbagai keutamaan yang luar biasa. Bahkan membaca surat Al-Ikhlash yang pendek ini pahalanya setara dengan membaca sepertiga al-Qur’an. Jadi, membaca surat pendek ini tiga kali, pahalanya setara dengan menghatamkan al-Qur’an. MasyaAllah, luar biasa.

Adapun latar belakang diturunkannya surat ini adalah sebagai berikut. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hai Muhammad, katakan kepada kami nasab (silsilah keturunan) Rabb-mu”. Lantas Allah Subhanahu wata’ala menurunkan surat ini, yaitu:

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ،

اللهُ الصَمَدُ،

لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُولَدْ،

وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya:

Katakanlah (Muhammad) Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1), Allah adalah Rabb yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu (2), (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (3), Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (4).  

Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Jarir. Ibnu Jarir dan at-Tirmidzi menjelaskan bahwa اللهُ الصَمَدُ   itu maksudnya “Tempat bergantung kepadaNya segala sesuatu”. Maka sebagai Dzat yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, tidak akan mati. Karena, sesuatu yang diperanakkan pasti akan mati. Dan sesuatu yang akan mati, pasti mempunyai ahli waris atau yang mewarisi. Sedangkan Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mati dan tidak pula punya ahli waris.

Sementara itu, Ibnu Katsir dengan mengutip riwayat Imam Ahmad dari Ubay bin Ka’ab mengatakan bahwa orang-orang musyrik mengatakan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang tuhanmu”. Maka lantas Allah Subhanahu wata’ala menurunkan surat al-Ikhlash ini.

Di dalam riwayat lain, disebutkan bahwa ada orang Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, Gambarkanlah kepada kami tentang tuhanmu”. Maka Allah Subhanahu wata’ala menurunkan surat ini.Dari dua riwayat yang disampaikan Ibnu Katsir ini, tampaknya yang dimaksud dengan kata ‘gambarkanlah’ adalah ‘diskripsikanlah’. Jadi, bikan gambar yang menyerupai foto hasil pemotretan.

Dalam beberapa riwayat lain, dikatakan bahwa setelah mengadakan pertemuan orang-orang kafir Qurays membuat sayembara. Barangsiapa yang bisa membawa Muhammad hidup atau mati, maka dia akan mendapat hadiah seratus kuda Arab, seratus budak wanita Romawi, dan seratus onta. Salah seorang perserta lomba itu adalah Suroqoh.

Setelah berusaha keras, Surqoh berhasil mengejar NAbi Muhammad dengan menghadangnya di tengah perjalanan menuju Madinah. Namun ketika menghunuskan pedangnya kepada Nabi Muhammad, tiba-tiba kuda yang ditunggangi Suroqoh terjerembab dan dia berteriak minta tolong kepada Nabi Muhammad.

Setelah beberapa kali menghunuskan pedangnya, Suroqoh bertanya, “Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang tuhanmu. Bagaimana dia mempunyai kekuatan seperti ini? Apa tuhamu terbuat dari emas dan perak?” Maka Nabi Muhammad lantas menundukkan kepalanya dan turunlah surat al-Ikhlash sebagai jawaban atas pertanyaan Suroqoh.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *