By M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Hajinews.id – Israel disepakati sebagai negara penjajah yang terang-terangan menduduki Palestina. Seruan dunia tidak didengar oleh Israel yang merasa mendapat perlindungan negara adi kuasa Amerika. Apapun hubungan Israel dengan Amerika tidak dapat menghapus status Israel sebagai negara penjajah.
Ironi di saat ini masih ada negara kolonial terkutuk model Israel. Dikutuk oleh bangsa Palestina dan dikutuk oleh negara-negara dunia.
Indonesia adalah negara merdeka yang konstitusinya menghargai kemerdekaan dan tidak mentoleransi penjajahan. Karenanya dalam kasus Israel-Palestina berulang kali dinyatakan Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina. Ketika muncul isu kemungkinan Indonesia membuka hubungan diplomatik, segera para pejabat menipisnya.
Ada keanehan dalam konsistensi dukungan pada perjuangan Palestina. Pertama banyak tokoh bahkan pejabat diam-diam datang ke Israel memenuhi undangan Zionis. Kedua, membuka Museum Zionis Holocaust di Minahasa, museum propaganda Israel. Ketiga, siap menerima Timnas U-20 Israel untuk bertanding di Indonesia.
Kejuaraan yang akan dilaksanakan bulan Mei 2023 ini jelas bertentangan dengan semangat Menlu Indonesia Retno Marsudi yang menyatakan di depan DK PBB bahwa 2023 adalah “tahun kemajuan” penyelesaian Palestina “menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mengakhiri okupasi Israel“. Ternyata faktanya 2023 adalah tahun kemunduran “welcome Israel”.
Di sisi lain dengan menerima Israel maka PSSI dan Pejabat Indonesia secara terang-terangan telah melanggar UUD 1945.
UUD 45 menegaskan bahwa “kemerdekaan ialah hak segala bangsa”, “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”, “karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Israel adalah negara penjajah yang menurut UUD 1945 “harus dihapuskan”. Israel harus dihapus dari peta dunia.
Kedatangan Timnas U-20 Israel harus ditolak oleh Indonesia sebagai tuan rumah. Rakyat dan umat Islam Indonesia berhak dan berkewajiban untuk beraksi keras untuk menolak. Demi kewibawaan Konstitusi dan konsistensi dukungan kepada perjuangan bangsa Palestina.
Ketum PSSI dan Presiden RI harus berteriak atas nama bangsa.