Sunnah Nabi Muhammad SAW yang Diamalkan Muhammadiyah Bukanlah Jubah dan Cara Makan

Sunnah Nabi Muhammad SAW yang Diamalkan Muhammadiyah
Haedar Nashir
Hajinews.id – Sebagai organisasi pemersatu umat Nabi Muhammad SAW, Muhammadiyah tentunya akan menerapkan amalan sunnah Nabi Muhammad SAW seperti yang dipraktikkan dalam kehidupannya. Namun sunnah yang dipraktikkan oleh Muhammadiyah tidak hanya bersifat simbolik tetapi juga bersifat substantif.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, Rabu (22/3) dalam acara peringatan Satu Dasawarsa ke-10 SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul di Gedung SerbaGuna Siyono, Kabupaten Gunungkidul.

Haedar mengatakan, Muhammadiyah tidak mengamalkan sunnah Nabi Muhammad SAW dengan memakai jubah atau makan dengan tiga jari. Melainkan, sunnah yang diamalkan Muhammadiyah bersifat substantif, seperti membangun peradaban seperti yang dijelaskan Nabi Muhammad SAW ketika membangun Madinah Al Munawwarah.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pengamalan Sunnah Nabi yang diaktualisasikan oleh Muhammadiyah seperti membangun lembaga pendidikan, rumah sakit, panti sosial, memajukan ekonomi dan seterusnya. Maka Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di berbagai bidang didorong oleh Haedar Nashir untuk berkeunggulan dan berkemajuan. Hal itu untuk menjawab tantangan dalam konteks kehidupan kebangsaan, keumatan dan kemanusiaan universal.

“Yang kita contoh bukan pakaian jubahnya, karena itu sebagaimana tradisi Bangsa Arab. Juga makan tiga jarinya, kita makan soto tidak mungkinkan pakai tiga jari.” Seloroh Haedar.

Pada kesempatan ini Haedar juga menyampaikan, supaya pendidik atau penggerak pendidikan Muhammadiyah agar tidak latah mengikuti yang sedang populer saat ini, seperti merubah kurikulum di lembaga pendidikan Muhammadiyah menjadi rumah tahfiz. Menurut Haedar, hal itu baik akan tetapi tidak dengan serta-merta semua menjadi rumah tahfiz.

Haedar menerangkan, menghadapi tantangan di depan yang kian kompleks dibutuhkan generasi dengan kompetensi di berbagai bidang. Tidak hanya dalam satu kompetensi. Dia berharap, dengan konsep pendidikan holistik dan integratif yang diterapkan di lembaga pendidikan Muhammadiyah bisa menghasilkan insan yang unggul, berkemajuan dan berkompeten di berbagai bidang.

Haedar berharap, anak-anak Muhammadiyah  juga harus ada yang menjadi pakar di biologi, fisika, kimia dan lain sebagainya. Berbagi kompetensi keilmuan di bidang yang dimiliki oleh lulusan Muhammadiyah tersebut tetap dibingkai dengan nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Hal itu, imbuhnya, merupakan usaha Muhammadiyah untuk menjawab tantangan dan mempersiapkan masa depan peradaban untuk lebih baik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *