Orang itu menjawab, “sudah lama sekali Syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan“
Imam Ahmad bertanya: “Maa Tsamarotu Fi’lik?”, “apa hasil dari perbuatanmu ini?”
Orang itu menjawab: “(Karena wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta,kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang saya minta ya Allah….,langsung diwujudkan.”
Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda “Siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya”.
Lalu Penjual roti melanjutkan: “Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah beri.”
Imam Ahmad penasaran lantas bertanya: “apa itu?”
Kata orang itu: “Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad”.
Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir “Allahu Akbar..! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan, ternyata karena Istighfarmu.. ”
Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yang didepannya adalah Imam Ahmad…
Ia pun langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad…
Amalan ini tidak bertentangan dengan Syari’at Islam, maka apa yang dilakukan oleh tukang Roti tersebut adalah amalan yang baik. Bahkan Imam Ahmad pun tak melarang dan bahkan kagum akan keisitiqomahan pedagang roti tersebut mendawamkan istighfar dalam setiap keadaan.
Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), Niscaya Allah menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)