Datang dan Perginya Seorang Wali

Datang dan Perginya Seorang Wali
ilustrasi: Wali Allah
banner 400x400

Suatu malam, secara tidak sengaja kami melihat lelaki tua itu sedang mengendap-endap berjalan ke arah ndalem Kiai Jazuli. Aku dan beberapa orang temanku yang baru pulang dari mengaji di makam Mbah Kiai Karnawi, terkejut ketika melihat dari kejauhan lelaki tua itu memasuki ndalem Kiai Jazuli. Karena curiga dan khawatir lelaki tua itu akan bertingkah ganjil di dalem Kiai Jazuli, kami pun diam-diam mendekati dalem Kiai Jazuli.

Apa yang kami lihat di dalam rumah Kiai Jazuli benar-benar membuat kami semakin terkejut. Dari sela-sela tirai jendela kami dapat melihat dengan jelas, Kiai Jazuli sedang mengaji di hadapan lelaki tua itu. Kiai Jazuli duduk bersila di hadapan lelaki tua itu layaknya tingkah seorang santri yang sedang belajar mengaji kepada gurunya. Melihat kejadian itu, kami memutuskan kembali ke asrama, dan sepakat untuk merahasiakan kejadian yang kami lihat di ndalem Kiai Jazuli tadi.
Kejadian yang kami lihat di ndalem Kiai Jazuli membuat kami menarik kesimpulan bahwa lelaki tua itu bukanlah orang sembarangan. Bagaimana tidak? Kiai Jazuli yang kami kenal sebagai ahli ibadah, yang tidak kami ragukan karomah kewaliannya, diam-diam malah belajar mengaji kepada lelaki tua yang dulu pernah kami anggap gila itu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Bukan tidak mungkin kalau lelaki tua itu adalah Wali yang diutus Allah untuk menguji keimanan kita.”

“Iya. Tidak ada yang mampu mengetahui kewalian seseorang kecuali seorang Wali. Dawuh Kiai Jazuli tempo hari bahwa lelaki tua itu merupakan amanat yang dititipkan ‘seseorang’ kepada beliau, menyiratkan bahwa lelaki tua itu bukanlah orang sembarangan.”

“Mungkin lelaki tua itu adalah Wali Majnun.

“Betul, memang ada di antara Wali Allah yang jadzab—bertindak di luar kewajaran manusia normal seperti kita, bahkan kelakuannya seringkali mendekati kegilaan.”

“Barangkali ia telah sampai pada puncak pencarian akan Tuhannya, sehingga lupa akan dirinya dan tertutupi dari segala hal yang bersifat duniawi.”

“Wallahu a’lam.”

Maka sejak kami melihat Kiai Jazuli belajar mengaji kepada lelaki tua itu, kami tersadar bahwa selama ini kami hanya menilai lelaki tua itu dari tampakan luarnya saja. Kami juga sadar, di balik keanehan yang sering ditunjukkan oleh lelaki tua itu, bukan tidak mungkin jika tingkah ganjil dari lelaki tua itu sengaja dilakukan untuk menyembunyikan kewaliannya.

Selepas dishalatkan, jasad lelaki tua itu ditandu menuju kompleks pemakaman pesantren. Ratusan santri dan pentakziah ikut mengantarkan jenazah lelaki tua dengan suara yang sangat merdu itu menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Ratusan santri dan para pentakziah yang sejak tadi memenuhi lingkungan masjid mulai merangsek menuju komplek pemakaman pesantren. Riuh-rendah suara takbir dan tahlil terus dikumandangkan di sepanjang jalan dari masjid menuju pemakaman.

Setelah dimakamkan, Kiai Jazuli memberi sambutan singkat di hadapan ratusan santri dan para pentakziah, bahwa: pesantren ini telah kehilangan Muadzin terbaiknya; dan tentang suara merdu lelaki tua itu ketika azan dan mengaji, Kiai Jazuli dawuh bahwa, “Suara lelaki tua itu akan lebih dulu sampai di surga bahkan sebelum ia meninggal dunia.”

“Saya memiliki keyakinan bahwa Almarhum adalah Waliyullah yang diutus untuk menguji keimanan kita. Seorang Waliyullah akan merasa malu jika derajat kewaliannya mulai diketahui. Mungkin di antara kita ada yang mulai mengetahui rahasia kewalian beliau, karena itulah Allah Swt memanggil beliau kembali. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kehadiran beliau yang singkat di pesantren ini,” begitulah dawuh Kiai Jazuli di akhir sambutan singkatnya.

Dawuh Kiai Jazuli itu sontak membuat kami—aku dan teman-temanku yang menyaksikan lelaki tua itu ketika sedang berada di rumah Kiai Jazuli—terkejut dan merasa bersalah. Di antara kalimat tahlil yang berkumandang, di antara ratusan santri dan pentakziah yang mengantar lelaki tua itu ke peristirahatan terakhirnya, entah kenapa diam-diam aku menyesal karena mengetahui rahasia kecil tanda-tanda kewalian lelaki tua itu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *