Kisah Abu Nawas: Mengetes Murid-muridnya, Abu Nawas Nyamar Jadi Pengemis

Abu Nawas Nyamar Jadi Pengemis
Abu Nawas Nyamar Jadi Pengemis. Foto: pixabay
banner 400x400

Hajinews.idABU Nawas di tengah kesibukannya selalu menyempatkan diri mengajar murid-muridnya dengan ilmu agamanya yang sangat luas. Setiap sore sehabis Sholat Ashar dengan sangat antusias murid-muridnya berangkat ke rumah Abu Nawas. Mereka sangat semangat belajar ilmu agama Islam.

Dari banyak murid yang diajarkan, ada salah satunya bernama Ahmad. Ia murid pendiam tapi pintar. Bahkan, Ahmad mendapat perhatian khusus dari Abu Nawas. Hal ini membuat murid-murid yang lain merasa cemburu kepada Ahmad, terutama mereka yang sudah senior.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kemudian beberapa murid memberanikan diri menghadap Abu Nawas. “Tuan Guru, boleh hamba bertanya?”

“Tentu saja boleh. Apa yang ingin kalian tanyakan?” tanya Abu Nawas seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official.

“Kenapa Tuan Guru ada perhatian lebih kepada Ahmad?” ucap mereka.

Abu Nawas sontak kaget mendengarnya. Ternyata sikapnya terhadap Ahmad selama ini menjadi sorotan murid-murid yang lain.

“Kalian kenapa bertanya seperti itu?” tanya balik Abu Nawas.

“Dia kan murid baru, Tuan Guru. Sedangkan kami sudah lama jadi murid Tuan Guru,” ujar mereka.

Abu Nawas menangkap ada kecemburuan dalam diri mereka. Supaya tidak menjadi salah paham, Abu Nawas mengumpulkan seluruh muridnya.

“Wahai anak-anakku sekalian, besok ada sayembara untuk kalian,” tutur Abu Nawas.

“Sayembara apa, Tuan Guru?” sahut murid-muridnya penasaran.

“Besok kalian harus membawakanku buah kurma. Bagi siapa saja yang buah kurmanya paling manis, maka dialah pemenangnya. Sebagai hadiahnya akan aku berikan sorban yang indah,” kata Abu Nawas.

Mereka pun antusias dengan sayembara yang diadakan Abu Nawas. Singkat cerita, keesokan harinya mereka berlomba-lomba mencari buah kurma yang paling manis. Ada yang sampai rela beli di pasar dengan harga cukup mahal dengan harapan menjadi pemenangnya. Ada pula yang memetik di kebun kurma milik orangtuanya sendiri.

Sementara Ahmad yang merupakan anak yatim dan miskin hanya mempunyai tiga kurma di rumahnya. Kurma yang dimiliki memang bukan kurma terbaik, tapi Ahmad antusias mengikuti sayembara gurunya itu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *