Kisah Sang Pemabuk yang Masuk Surga sambil Tertawa

Sang Pemabuk yang Masuk Surga sambil Tertawa
Sang Pemabuk yang Masuk Surga sambil Tertawa

Saat hari mulai menjelang siang, Nu’aiman yang sudah lapar menghampiri Suwaibith yang saat itu ditugaskan untuk menjaga makanan. Suwaibith dengan sikap penuh amanahnya tentu menolak saat Nu’aiman hendak meminta satu potong roti untuknya.

Hingga Nu’aiman berkata, “Kalau memang begitu, artinya kamu setuju saya buat ulah.”

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Nu’aiman pun berjalan ke pasar dan mencari-cari wilayah yang menjual hamba sahaya atau budak. Hingga kemudian Nu’aiman berkata kepada orang-orang di sana bahwa ia memiliki hamba sahaya dengan harga yang sangat murah.

Nu’aiman juga menyebutkan, hamba sahaya yang dimilikinya hanya memiliki satu kekurangan yakni berteriak bahwa dirinya orang yang merdeka bukanlah hamba sahaya.

Mendengar itu, orang-orang di sana pun tertarik dan Nu’aiman mengajaknya mengadap Suwaibith.

“Itu ada orang yang berdiri sedang menjaga makanan, itu hamba sahaya saya,” kata Nu’aiman pada mereka.

Mereka pun memberikan uang pada Nu’aiman dan menghampiri Suwaibith untuk menangkapnya.

Suwaibith yang terkejut kemudian berkata, “Saya bukan hamba sahaya, saya orang merdeka,” yang hanya dibalas oleh orang-orang tersebut bahwa mereka sudah tahu kekurangannya itu.

Selang berapa waktu, Abu Bakar Ash-Shiddiq pun kembali dan mencari-cari Suwaibith yang dijawab oleh Nu’aiman kemudian, “Sudah saya jual, wahai Abu Bakar.”

Nu’aiman pun menceritakan dengan jujur apa yang terjadi pada Abu Bakar, kemudian Suwaibith kembali ditebus oleh Abu Bakar dari orang-orang Syam itu. Sampailah kisah tersebut ke telinga Rasulullah SAW. Kisah ini yang membuat Rasulullah tertawa hingga menunjukkan gigi gerahamnya di depan para sahabat.

Perawi hadits mengatakan, bahkan setelah satu tahun berlalu, Rasulullah SAW pun selalu menceritakan kisah Nu’aiman dan Suwaibith ini kepada para tamunya.