Namun sebaliknya, Allah menyampaikan pertanyaan-Nya kepada para rasul-Nya, bukan kepada umat mereka. Hal ini menunjukkan kemurkaan Allah kepada umat-umat yang mengabaikan seruan dan peringatan-peringatan yang telah disampaikan para rasul itu kepada mereka. Maka ‘persidangan’ hari itu, pertanyaan itu sebenarnya bertujuan untuk menghardik umat-umat yang durhaka.
Hari ‘persidangan’ amal perbuatan manusia pada hari kiamat (mahsyar) ini telah dijelaskan gambarannya berdasarkan Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Shllallahu ‘alaihi wasallam. Termasuk, penghadiran saksi-saksi utama atas perbuatan manusia pada hari mahsyar kelak. Perlu diketahui bahwa penghadiran para saksi ini tidak berarti mengurangi makna sifat Allah yang ‘Maha Tahu’. Sebaliknya, saksi-saksi (para Rasul) itu dihadirkan semata-mata sebagai salah satu wujud kesempurnaan dari keadilan Allah Subhanahu wata’ala.
Jadi, tentu saja sebenarnya Allah tidak membutuhkan saksi untuk memberitahukan tentang keadaan hamba-hamba-Nya. Tetapi, hal ini justru merupakan bagian dari sempurnanya keadilan Allah untuk menghadirkan saksi-saksi atas semua umat manusia.
Semoga sedikit yang kita baca ini membuat kita bersyukur atas hidayah Allah Subhanahu wata’ala, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad Idris Adh.
—ooOoo—