Lucu Banget! Kisah Abu Nawas: Kerjai Balik Tabib Palsu Sampai Rugi Ratusan Dinar

Kerjai Balik Tabib Palsu Sampai Rugi Ratusan Dinar
Kerjai Balik Tabib Palsu Sampai Rugi Ratusan Dinar. Foto: ilustrasi
banner 400x400

“Benar tuan, di rumah Abu Nawas ramai sekali pasien datang. Itulah kenapa hari ini di rumah tuan sepi pasien,” jawab asistennya.

Mendengar kabar itu, sang tabib tertawa mengejek, “Memangnya Abu Nawas sakti? Menyembuhkan dirinya saja tidak bisa,” balas sang tabib dengan terus tertawa.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Bukan masalah sakti atau tidaknya tuan, tapi di depan rumah Abu Nawas terpajang papan yang bertuliskan, ‘Sembuh bayar 100 dinar, kalau tidak sembuh uang kembali 1.000 dinar,” ujar sang asisten.

“Oh pantas aku hari ini sepi pasien, tapi apa memang benar begitu?” tanya sang tabib penasaran.

“Saya lihat sendiri tuan, tapi anehnya pasien yang berobat ke Abu Nawas hampir semuanya sembuh dari penyakitnya,” jawab sang asisten.

Mendengar penuturan asistennya, muncul sifat asli tabib palsu. Ia berencana menipu Abu Nawas.

“Beberapa hari ke depan untuk sementara kita tutup dulu. Biarlah Abu Nawas yang membuka praktik pengobatan,” ucap sang tabib kepada asistennya.

“Memangnya kenapa tuan?” tanya asistennya penasaran.

“Aku punya rencana untuk menipu Abu Nawas. Aku pasti akan mendapatkan 1.000 dinar,” jawab tabib palsu itu.

“Tapi bagaimana caranya?” tanya sang asisten bertambah penasaran.

“Begini, aku akan berobat ke tempat Abu Nawas. Aku akan berpura-pura sakit pada indera perasa lidahku. Kalau ditanya sembuh atau tidak, tentu saja aku akan mengatakan tidak, karena yang tahu sembuh atau tidaknya kan hanya aku,” paparnya.

“Dengan begitu, aku bisa dapat dengan mudah mendapat 1.000 dinar,” kata sang tabib menjelaskan.

Singkat cerita, datanglah tabib palsu itu ke rumah Abu Nawas. “Hai, Abu Nawas. Aku ingin berobat kepadamu,” kata sang tabib.

“Bukankah kau seorang tabib? Kenapa malah berobat kemari?” tanya Abu Nawas.

“Iya benar, tapi di tempatku tidak ada obatnya, makanya aku datang ke sini,” jawab sang tabib.

“Memangnya kamu sakit apa?” tanya Abu Nawas lagi.

“Begini, Abu Nawas. Entah kenapa lidahku mati rasa. Aku tidak bisa merasakan apa-apa,” kata sang tabib berpura-pura mengeluh.

Tapi, Abu Nawas menangkap firasat kurang baik. Ia yakin kalau tabib palsu itu hendak menipunya. “Aku tidak akan tertipu untuk yang kedua kalinya, justru kedatanganmu sudah aku tunggu-tunggu,” ucap Abu Nawas dalam hati.

Lalu Abu Nawas menyuruh sang tabib untuk menunggunya di ruang pengobatan. Abu Nawas segera memeras buah jeruk yang sangat asam dan menuangnya ke dalam gelas. Lalu gelas tersebut diberikan kepada sang tabib.

“Ini obatnya sudah jadi, minumlah,” ucap Abu Nawas.

Ketika sang tabib meminumnya, mukanya mendadak berkerut menahan rasa kecut. “Kamu menipuku ya? Ini bukan obat, tapi air jeruk yang sangat kecut,” kata tabib itu emosi.

“Alhamdulillah, berarti lidahmu sudah tidak lagi mati rasa. Sekarang bayar ongkos berobatnya,” pinta Abu Nawas.

“Waduh, aku keceplosan. Gagal rencanaku,” pikir sang tabib palsu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *