Keberlanjutan Harga Mati, Itulah Makna Cawe-Cawe Yang Sebenarnya

Makna Cawe-Cawe Yang Sebenarnya
Agustinus Edy Kristianto

Ekosistem duit di situ.

Kenapa Rusia dibawa-bawa, karena Rusia adalah pengimpor nikel dari China yang jumlahnya terus merosot sampai saat ini.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kenapa soal harga komoditas penting, karena Xiang Guangda dan spesies spekulan lainnya adalah pemain dalam bursa komoditas yang ambil cuan dari naik-turunnya harga (long maupun short) menggunakan modal yang dihimpun dari berbagai klien dan menggunakan fasilitas margin.

Maka yang namanya rantai pasok global itu berarti menguasai semua: produksinya, pembelinya, distribusinya, bursanya, pejabatnya, kebijakannya, LSM-nya, media massanya, influencernya, banknya—mungkin jika perlu pemuka agamanya sekalian.

“Cacatnya” cawe-cawe Jokowi adalah ia lupa bahwa kita hidup bernegara yang diatur Konstitusi.

Negara dibentuk bukan untuk menjaring proyek.

Konstitusi bukanlah grafik naik-turun harga komoditas semata seperti chart Tradingview.

Kekuasaan harus dibatasi.

Kebijakan perlu diuji.

Kewenangan dikontrol.

Semua komponen harus diajak/partisipasi: parpol, LSM, akademisi, aktivis, profesional, korea-korea…

Perbedaan pendapat harus ada sebagai batu uji apalagi untuk kepentingan strategis.

Cap “orang baik” adalah ilusi politik yang sesungguhnya tidak eksis.

Kekuasaan bisa salah!

Itulah mengapa pemilu yang berkualitas dan jujur itu kita perlukan.

Supaya kita semua selalu punya kesempatan untuk saling refleksi diri.

***

Tapi Jokowi dan kepentingan oligarkinya seolah mau semua ini mereka urus sendiri.

Korea-korea kayak kita tahu beres saja.

Tunggu saja nanti remah-remahnya dibagi—berupa kenaikan UMR, misalnya.

Kalau perlu tak usah pemilu.

13 periode sekalian.

Sebab pemilu adalah cost—buang duit, bikin berisik, mengganggu bisnis.

HAM adalah liabilitas.

Kritikus dianggap lalat yang sakit hati saja.

Soft landing adalah kunci.

Persetan kualitas demokrasi!

Bagi saya:

Itulah makna cawe-cawe yang sebenarnya.

Itulah mengapa ia mendegradasikan dirinya sendiri dengan secara vulgar berkata tidak akan netral.

Demi mengamankan DUIT yang sebagian besarnya milik segelintir orang.

Salam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *