Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hajinews.id – Selain dari dua macam syirik yang telah kita bahas terdahulu, ada syirik yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah Subahanhu wata’ala. Maksudnya, adalah juga syirik jika kita memberikan sifat-sifat makhluk (ciptaan) dengan sifat-sifat yang khusus hanya dimiliki Allah Subahanhu wata’ala. Misalnya, menganggap seorang wali atau habib tertentu mengetahui sesuatu yang ghaib, misalnya kiamat akan terjadi pada tahun 2025.
Sungguh tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat (ghaib tentang waktu datangnya kiamat ) kecuali Allah Subahanhu wata’ala. Jangankan seorang kiyai, seorang nabi dan rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sekali pun, tidak pernah mengetahui tentang kapan terjadinya hari kiamat. Ketika ditanya oleh para sahabat, beliau hanya memberitahu tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat saja.
Allah Subahanhu wata’ala berfirman,
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا
مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ
لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ
إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-A’raf, ayat 188).
Dari ayat 188 surat Al-A’raf di atas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwa jika seorang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam saja tidak mengetahui hal yang ghaib, apalagi seorang manusia biasa selain beliau. Jelasnya, tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang hal yang ghaib kecuali Allah Azza wajalla saja. Namun, bahaya dari perbuatan syirik itu seringkali tidak disadari.
Atas dasar itu, kita harus mengenali bahaya syirik ini agar bisa menghindari berbagai macam syirik. Syirik sering diidentikkan dengan praktik paranormal, dukun dan unsur-unsur klenik lainnya. Ternyata syirik itu justru lebih dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari pada umumnya.
Mengapa demikian? Memang syirik itu berbeda dengan dosa-dosa lainnya. Salah satu perbedaannya, menurut Ibnu Katsir, adalah syirik merupakan kezhaliman yang sangat besar. Bahkan menurut Quraish Shihab, syirik adalah pelanggaran utama yang mengundang pelanggaran dan kesesatan yang amat jauh. Allah berfirman,
إِنَّ ٱللهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ
مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ
بِٱللهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya, barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat osa yang besar (QS. An-Nisa’, ayat 48).