Hidup Kebetulan

Hidup Kebetulan
Joko Intarto

Oleh: Joko Intarto

Hajinews.id – Perjalanan hidup sering kali diwarnai dengan kebetulan. Sebuah pesan pendek saya terima semalam. Dari mantan wartawan Jawa Pos. ”Ada yang butuh proposal penerbitan biografi,” katanya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Bayangan yang muncul pertama di pikiran saya setelah membaca pesan itu adalah teknis wawancaranya. Harap maklum, tokoh yang akan ditulis itu lebih sering berada di Surabaya. Sementara semua copy writer saya bermukim di Jakarta.

Ada satu copy writer Jagaters Studio yang berdomisili di Jogja. Tapi jarak Jogja – Surabaya terlalu jauh. Repot waktunya. Mahal ongkos akomodasinya.

Tiba-tiba saya ingat pada keponakan saya: Anak kedua Mbakyu saya. Ia seorang dosen di Universitas Negeri Surabaya. Penulis opini di berbagai koran sejak mahasiswa. Sudah menerbitkan beberapa buku pula.

Yang lebih penting: Ia asli Pamekasan, Madura. Sekampung halaman dengan tokoh itu. Dengan menyandang gelar doktor ilmu kajian budaya dan media dari Universitas Gadjah Mada, saya mantap menjagokannya sebagai calon penulis biografi.

Kok calon penulis, bukan penulis? Karena prosesnya baru sampai tahap pengajuan proposal. Bisa disetujui. Bisa tidak. Bisa menang. Bisa kalah. Siapa tahu ada penerbit lain yang ikut mengajukan diri.

”Ini judul buku keberapa Om?” tanya Raditya yang biasa saya panggil Didit itu.

”Kalau menang, judul buku ke-18 untuk tahun ini. Empat sudah terbit. Satu segera terbit. Satu proses editing. Sebelas proses penyunan outline dan dua lagi dalam proses pembuatan konsep kreatif,” jawab saya.

Proses penerbitan biografi tokoh yang satu ini, bagi saya, merupakan langkah maju untuk Jagaters Studio. Pola kerjanya saya duplikasi dari proyek penerbitan buku seorang tokoh di Banda Aceh yang sekarang sedang masuk tahap editing naskah.

Penulisnya di Banda Aceh. Sekampung dengan tokoh dalam buku itu. Editornya kebetulan saya sendiri. Berada di Jakarta. Teknologi informasi yang sudah sedemikian maju memberi solusi.

Mudah-mudahan pola kerja itu akan semakin sempurna. Saya membayangkan suatu ketika divisi penerbitan buku Jagaters Studio akan menjadi seperti ini: Tim creative, editing dan desain di Jakarta, berkolaborasi dengan para penulis, periset dan fotografer di seluruh Indonesia.

Kalau flow of work sudah bisa dibakukan, digitalisasi proses akan menjadi prioritas selanjutnya. Tahap ini boleh dibilang cukup mudah. Seorang kawan yang ahli dalam bidang sistem informasi di Jogja sudah menyanggupi untuk mewujudkannya.(jto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *