Kisah Abu Nawas: Saat Kemarau, Ini Cara Abu Nawas untuk Menurunkan Hujan

Cara Abu Nawas untuk Menurunkan Hujan
Cara Abu Nawas untuk Menurunkan Hujan. Foto: pixabay

Abu Nawas melepas bajunya dan mencucinya dengan air di ember pertama. Sedangkan air di ember kedua, dia gunakan untuk mandi. Melihat hal itu, para warga pun menjadi terkejut.

“Wahai, Tuan Syekh. Itu air terakhir persediaan kami yang rencananya untuk minum anak-anak kami,” ucap salah satu warga.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Perbuatan Abu Nawas ini tentunya mengundang reaksi kemarahan warga. Ada yang mencemooh, ada yang membentak, ada pula yang menghujat.

Namun di tengah kegaduhan itu, Abu Nawas dengan tenang mengangkat bajunya yang dicuci, lalu menjemurnya, dan perkataan mereka tidak dihiraukan.

Para warga bertambah emosi sehingga hendak memukulinya. Tapi niat mereka langsung terhenti karena tiba-tiba terdengar suara guntur yang disusul hujan lebat, penduduk pun lupa dengan marahnya.

Bahkan sebaliknya, mereka berebutan mencium tangan Abu Nawas dan mulai berteriak kegirangan menyambut datangnya hujan yang sudah lama ditunggu.

Saat itu sang kepala dusun menghampiri Abu Nawas. “Tuan Syekh, sebenarnya doa apa yang Tuan panjatkan sehingga langit berkenan menurunkan hujan,” tanya kepala dusun.

Dengan polosnya Abu Nawas menjawab, “Begini, doaku biasa saja, tapi jubahku ini tinggal satu dan tidak pernah dicuci selama berbulan-bulan. Bila aku menjemurnya pasti hujan akan turun deras, mungkin karena langit tidak tahan dengan bau jubahku,” celetuk Abu Nawas.

Mendengar hal itu sontak para warga langsung tertawa terpingkal-pingkal. Sejak saat itu Abu Nawas mulai menetap di sana sembari menunggu kemarahan Baginda Raja reda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *