Diagnosis Kanker Otak
Penentuan diagnosis dari kanker otak bergantung dari wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu. Beberapa pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan kekuatan lengan dan tungkai, pemeriksaan refleks, seperti refleks sendi lutut, pendengaran, daya lihat, sensitivitas kulit, keseimbangan dan koordinasi, serta memori dan ketangkasan mental.
Selain itu, dokter juga dapat menyarankan untuk dilakukan beberapa jenis pemeriksaan penunjang, termasuk:
1. Computerized Tomography (CT) scan, yang menciptakan gambaran atau pencitraan dari otak menggunakan sinar X.
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang menciptakan gambaran detil otak menggunakan medan magnet dengan kekuatan tinggi dan gelombang radio.
3. Elektroensefalogram (EEG), yang menggunakan elektroda yang diletakkan pada kulit kepala untuk merekam aktivitas otak dan melihat adanya abnormalitas.
4. Biopsi, yang merupakan pengangkatan sebagian kecil jaringan untuk memeriksa jenis tumor dan menentukan penanganan yang paling efektif.
Penanganan Kanker Otak
Menentukan penanganan tumor otak sangat bergantung dari berbagai hal, termasuk ukuran, lokasi, keganasan, dan berbagai faktor lainnya. Seseorang dengan tumor otak ganas dapat membutuhkan prosedur pembedahan untuk mengangkat sebanyak mungkin sel kanker yang ada.
Setelahnya, radioterapi dan/ atau kemoterapi dapat dilakukan untuk menangani jaringan kanker yang tersisa. Tujuan dari penanganan tersebut adalah untuk mengangkat atau membunuh sebanyak mungkin sel tumor. Dengan begitu diharapkan dapat menghilangkan sel kanker sepenuhnya. Namun, hal ini tidak selalu memungkinkan dan sebagian besar tumor otak ganas dapat kembali setelah penanganan.
Bila tumor timbul kembali setelah penanganan, atau terjadi tumor otak sekunder, yaitu kanker telah menyebar ke otak dari bagian tubuh lain, penyembuhan menjadi lebih sulit. Pada kasus tersebut, penanganan ditujukan untuk mengendalikan gejala dan memperpanjang harapan hidup.