Istri Abu Lahab Ngamuk Karena Turun Surat Al Lahab

Istri Abu Lahab Ngamuk Karena Turun Surat Al Lahab
Surat Al Lahab
banner 400x400
Hajinews.idIstri Abu Lahab yakni Aura binti Harb bin Umayyah begitu marah saat surat Al Lahab turun. Setelah mendengar surat Al Lahab ayat pertama, wanita yang dipanggil Ummu Jamil al ‘Aura karena buta sebelah matanya itu sangat marah. Ia meneriakkan hinaan, hinaan dan celaan terhadap Nabi dan risalah yang dibawanya. Dia bahkan mengumpulkan batu seukuran kepalan tangan untuk meneror Nabi. Ia segera pergi mencari keberadaan Nabi.

Wanita itu terus mengumpat hingga bertemu dengan Rasulullah. Bahkan, ia dengan lantang mengatakan kebenciannya terhadap agama Islam yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sementara, Rasulullah SAW saat itu tengah berada di masjid bersama Abu Bakar. Sahabat Abu Bakar ash Shiddiq pun melihat kedatangan Aura binti Harb. Segera saja Abu bakar menginformasikan kepada Rasulullah akan kedatangan istri Abu Lahab itu yang datang membawa batu. Abu Bakar begitu khawatir. Sebab ia tak ingin Rasul yang dicintainya disakiti oleh siapa pun. Namun Rasulullah begitu tentang. Rasul meyakinkan pada Abu Bakar bahwa istri Abu Lahab itu tak akan bisa melihat Rasulullah meskipun berada di hadapan beliau. Seketika itu, Rasulullah membaca sebuah ayat:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا

Artinya: “Dan apabila kamu membaca Alquran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup” (surat Al Isra’ ayat 45).

Beberapa saat kemudian Aura binti Harb sampai. Ia berdiri tepat di hadapan Abu Bakar. Tetapi wanita itu sama sekali tak bisa melihat Rasulullah, padahal Rasulullah ada di samping Abu Bakar. Istri Abu Lahab itu lantas berkata pada Abu Bakar bahwa Rasul telah menghinanya dengan turunnya surat Al Lahab. Setelah itu ia pun pergi dengan kesombongannya sembari menyebut-nyebut bahwa dirinya adalah putri pembesar suku Arab. Keterangan ini sebagaimana diriwayatkan Al Hakim.

لَمَّا نَزَلَتْ ﴿تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ﴾ أَقْبَلَتِ اْلعَوْرَاءُ أُمُّ جَمِيْلٍ بِنْتُ حَرْبٍ وَلَهَا وَلْوَلَةٌ وَفِيْ يَدِهَا فِهْرٌ وَهِيَ تَقُوْلُ: مُذَمِّمًا أَبَيْنَا وَدِيْنَهُ قَلَيْنَا وَأَمْرَهُ عَصَيْنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَمَعَهُ أَبُوْ بَكْرٍ فَلَمَّا رَآهَا أَبُوْ بَكْرٍ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ قَدْ أَقْبَلَتْ وَأَنَا أَخَافُ أَنْ تَرَاكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّهَا لَنْ تَرَانِيْ وَقَرَأَ قُرْآنًا فَاعْتَصَمَ بِهِ كَمَا قَالَ وَقَرَأَ ﴿وَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُوْرًا﴾ فَوَقَفَتْ عَلَى أَبِيْ بَكْرٍ وَلَمْ تَرَ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا أَبَا بَكْرٍ إِنِّي أُخْبِرْتُ أَنَّ صَاحِبَكَ هَجَانِيْ فَقَالَ: لَا وَرَبِّ هٰذَا اْلبَيْتِ مَا هَجَاكَ فَوَلَّتْ وَهِيَ تَقُوْلُ: قَدْ عَلِمَتْ قُرَيْشٌ أَنِّي بِنْتُ سَيِّدِهَا. (رواه الحاكم

Ketika ayat tabbat yada abi lahabin watabba turun, Ummu Jamil al-‘Aura (wanita yang sebelah matanya buta) binti Harb datang sambil berteriak-teriak. Ia membawa batu sekepalan tangan, seraya berkata. “Dia mencela (agama kami), kami menolak. Agamanya kami benci dan perintahnya kami bantah.” Ketika itu Nabi SAW duduk di dalam masjid bersama Abu Bakar.

Ketika Abu Bakar melihat wanita itu, beliau berkata, “Wahai Rasulullah, wanita itu telah datang. Saya khawatir dia melihatmu.” Maka Rasulullah SAW berkata, “Dia tidak akan melihatku.” Kemudian Nabi membaca sebuah ayat dan berlindung dengan menggunakan ayat itu. Beliau membaca

Wa Idza qoro’tal quraana ja’alna bainaka wa bainaladzina laa yuminuuna bil khoiroti hijaaban.

Wanita itu berdiri di depan Abu Bakar, tapi ia tidak bisa melihat Rasulullah SAW. Ia berkata, “Hai Abu Bakar, aku mendapat kabar bahwa temanmu itu telah menghinaku.” Abu Bakar berkata, “Tidak. Demi Tuhan Pemilik Ka’bah, dia tidak mencelamu.” Lalu wanita itu berpaling sambil berkata, “Kaum Quraisy telah tahu kalau aku adalah putri pembesarnya” (Riwayat al Hakim).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *