Jawab Polemik, Arsitek JIS: Rekomendasi yang Tak Dipenuhi Hanya Bersifat Minor

Hajinews.id – Salah satu arsitek Jakarta International Stadium (JIS), Prasetyo Adi membantah tudingan perusahaan konsultan Buro Happold yang menyebut pembangunan desain stadion tak sesuai rekomendasi. Tiyok -sapaan akrabnya- menyebut rekomendasi Buro Happold yang tidak dipenuhi dalam pembangunan JIS hanya bersifat minor atau sebagian kecil saja.

Polemik JIS jelang berlangsungnya Piala Dunia U-17 2023 masih terus berlanjut. Sebelumnya, perusahaan konsultasi pembangunan, Buro Happold menyebut desain JIS tidak sesuai panduan mereka.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tiyok membenarkan peran Buro Happold dalam konsultasi pembangunan JIS. Dia juga membeberkan bahwa pernyataan Buro Happold yang merekomendasikan desain stadion sesuai standar FIFA.

“Dia konsultan yang mendukung pekerjaan kami, arsitek dan perencanaan keseluruhan, latar belakang mereka sebenarnya engineering sama tahu compliance dengan FIFA,” kata Tiyok pada program Prime Show With Aiman, dikutip Youtube Official iNews, Jumat (14/7/2023).

Namun yang menjadi masalah, Buro Happold menyebut pembangunan desain JIS tidak sesuai panduan mereka. Tiyok selaku arsitek yang bertanggung jawab pada pembangunan JIS pun tak setuju akan hal itu.

Menurutnya, sebagian besar rekomendasi Buro Happold terkait pembangunan JIS sudah dipenuhi. Dia menambahkan hanya sebagian kecil saja panduan Buro Happold yang tak dipenuhi pihak arsitek.

“Apapun yang sudah mereka sampaikan terkait compliance dengan FIFA sudah kami penuhi, tapi ada hal-hal kecil memang, yang tidak berhubungan langsung dengan untuk yang kita sebut field of play, untuk game-nya atau keamanan dan keselamatan,” tuturnya.

Tiyok pun menyebutkan aspek apa saja yang tidak dipenuhi arsitek JIS dalam rekomendasi Buro Happold. Aspek yang tidak dipenuhi diantaranya adalah penambahan corporate box serta ruang komersial untuk menambah pemasukan, sehingga pengelola bisa mendapatkan anggaran untuk biaya pemeliharaan stadion.

“Corporate box, mereka minta corporate box yang lebih banyak, masalah ekonomi untukinvestment stadion, mereka minta ruang komersial yang lebih banyak,” ujar Tiyok.

“Kalau kita lihat stadion2 di dunia sekarang konsepnya berubah, jadi stadion itu bisa membiayai diri sendiri, iya (ada kios-kios untuk berjualan), hal-hal tersebut yang gak kami ikuti,” ucapnya.

“Dua poin itu yang kalau di dalam stadion, sebenarnya tidak terlalu banyak, dan bukan esensial untuk suatu penyelenggaraan internasional yang berstandar FIFA, mereka gak ada komentar soal itu (rumput dan akses penonton) sama sekali,” tutupnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *