Kultum 172: Bukti Al-Qur’an Memang dari Allah

Bukti Al-Qur’an Memang dari Allah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Salah satu argument dari orang-orang atheis (tidak mengakui adanya tuhan), kafir (tidak menerima ajaran Allah dan rasul-Nya), atau munafik (lahirnya menerima ajaran Allah dan rasul-Nya, tapi hatinya memusuhi), adalah bahwa Al-Qur’an itu sama dengan kitab suci agama lain, yaitu ditulis atau dikarang oleh manusia. Untuk argument ini, Islam memiliki sanggahan yang ilmiah dan faktual, serta bisa dibuktikan secara logis.

Pertama, secara historis, yakni berdasarkan analisis sejarah, telah terbukti bahwa memang nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang ‘ummi’. Artinya, nabi Muhammad itu orang yang buta huruf dan tidak pernah sekolah karena memang pada masa itu belum ada sekolahan. Dengan kata lain, masyarakat Arab waktu itu belum mengenal ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu pasti.

Menurut sebagian ulama gelar ‘ummi’ merupakan gelar dalam kalangan orang kafir qurasy untuk orang yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Sedangkan sebagian ulama yang lain menjelaskan bahwa ummi adalah sifat atau julukan bagi orang yang hanya bisa menghafal tanpa bisa menuliskan hafalannya. Adapun Nabi Muhammad adalah salah seorang ummi sebagaimana firman Allah dalam surah al-Jumu’ah ayat 2,

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ

يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ

الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ

لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ

Artinya:

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. Al-Jumu’ah, ayat 2).

Dengan demikian, maka tidak mungkin bagi seorang yang buta huruf dan tidak mengenal ilmu bisa berbicara masalah hukum, tata negara, sistem sosial-ekonomi, akhlaq dan lain-lain. Padahal, semua apa yang dia bicarakan ada di dalam Al-Qur’an. Tentu saja hal demikian itu tidak mungkin. Kesimpulannya, Al-Qur’an itu bukan karangan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jelasnya, sungguh tidak mungkin secara akal sehat, bahwa orang buta huruf yang tidak mengenal ilmu-ilmu itu bisa berbicara tentang hukum, kenegaraan, ilmu akhlaq serta kemasyarakatan, sampai ilmu sosiologi. Ilmu-ilmu itu bahkan terucap secara spontan berupa kalimat-kalimat bijak yang tersusun dalam kalimat-kalimat yang mempesona dan bahkan mengalahkan kalimat-kalimat yang dibuat oleh para ahli sya’ir waktu itu.

Lebih dari itu, Al-Qur’an adalah kitab yang banyak berbicara tentang sejarah sejak jaman nabi Adam ‘alaihissalam sampai nabi Isa ‘alaihissalam. Padahal, nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mendapat informasi tentang sejarah hidup para nabi itu. Singkatnya, nabi Muhammad tidak pernah mendapat pelajaran tarikh atau sejarah, baik sejarah umum maupun sejarah Islam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *