Hikmah Siang: Menulislah, Agar Kebaikanmu Terus Menemanimu

banner 400x400

SAAT kita mati, tubuh kita akan membusuk lalu menjadi tulang belulang.

Saat kita mati, ibadah fisik sudah tidak bisa kita jalankan, tinggal pahalanya yang kita peroleh, itu pun jika amal tsb benar-benar diterima sebagai amal shalih yang berpahala.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Saat kita mati, kita sudah tidak bisa lagi mengajar, tidak bisa lagi hadir di majelis ilmu, baik sebagai nara sumber atau peserta.

Saat kita mati, bisa jadi manusia perlahan akan melupakan kita, melupakan majelis kita bahkan nama kita.

Tapi, ada cara “mengabadikan” dan mendokumentasikan kebaikan itu.. Yaitu tulislah kebaikan, ide, ilmu, gagasan, pengajaran, dan apa pun yang bermanfaat..

Baik buku, jurnal, esay, makalah, artikel, dan lainnya. Tidak apa-apa jika sedikit pembacanya di saat kemunculannya. Sebab, itu tetap menjadi data base diri kita di dunia yang suatu saat manusia akan membutuhkan dan mencarinya.

Imam asy Syafi’i sudah wafat 12 Abad lalu, tapi karyanya masih kita nikmati. Pahala ilmu bermanfaat tiada henti baginya.

Begitu pula para imam hadits seperti Bukhari, Muslim, dan ashabus sunan, mereka wafat sudah 11 Abad lalu. Tapi kumpulan hadits mereka menjadi rujukan miliyaran umat Islam.

Inilah cara cerdik mengawetkan manfaat ilmu dan amal shalih.

Telah shahih dari Umar bin Khathab dan Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhuma, mereka berkata, “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (Diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Al Mustadrak, Ath Thabarani dalam Al Kabir, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra, dll)

Telah shahih pula dari Anas bin Malik bahwan Rasulullah ﷺ bersabda, “Ikatlah ilmu dengan (menulis) buku.” (HR. Khathib Al Baghdadi dalam Tarikh Baghdad, Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyqi, Ibnu Abdil Bar dalam Jaami’ Al Bayan Al ‘Ilmi wa Fadhlih, Ramahurmuzi dalam Al Muhaddits Al Fashil, dll)

Begitulah, mujahid ditemani dan dikenang karena darahnya, para ulama ditemani dan dikenang karena goresan tintanya.

📝 YOUR WORDS ARE A REFLECTION OF YOURSELF 👤

Orang barat mengatakan, Your words are a reflection of yourself. Bahwa kata yang kita ucapkan atau tuliskan, mencerminkan siapa kita.

Intinya adalah “tulisan selalu jujur”. Ia selalu menggambarkan dengan benar siapa penulisnya.

Oleh karena itu, agar kita berhati-hati dengan tulisan. Sekali ia dibaca orang lain, pada waktu yang sama ia juga memberi tahu kepada orang lain siapa diri kita sebenarnya.

Jika mau direnungkan lebih dalam lagi, apabila tulisan kita sendiri bisa membuka tabir baik dan buruk kita, lalu bagaimana dengan tulisan malaikat Raqib dan Atid? Tentu tulisan kedua malaikat mulia ini jauh lebih “jujur”. Karena keduanya menulis tentang amal perbuatan kita.

Mari kita perbaiki satu persatu agar tidak bertumpuk beban ini. Pertama, pikirkan untuk memperbaiki tulisan-tulisan kita di medsos. Menulislah yang bermanfaat. Kalau hal ini sudah terkendali baru masuk tahap kedua. Pikirkan untuk memperbaiki tulisan-tulisan kedua malaikat tentang kita. Kerjakanlah amal salih yang bermanfaat.

​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *