Kultum 181: Keajaiban Bahasa dalam Al-Qur’an

Keajaiban Bahasa dalam Al-Qur’an
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Seperti telah dijanjikan pada kultum yang lal, kali ini kita akan baca tentang beberapa fakta yang menakjubkan dari Al-Qur’an dari sisi ilmu bahasa (balaghah). Karena hal ini juga sangat luas, maka kali ini kita masih akan batasi dengan sisi ‘keserasian pemakaian kata-kata dan fakta’ yang menakjubkan di dalam Al-Qur’an.

Pertama, kata malaikat di dalam Al-Qur’an diulang sama seperti kata syaitan, yaitu  sebanyak 88 kali. Begitu juga dengan kata yang menunjuk utusan Allah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni kata Rasul, atau Nabi, atau Basyir (pembawa kabar gembira), maupun Nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini sama dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yaitu sebanyak 518 kali.

Sementara itu, kata al-hayah (kehidupan) terulang sama seperti antonimnya yaitu al-maut (kematian), sebanyak 145 kali. Adapun kata akhirat terulang sama seperti kata dunia sebanyak 115 kali. Dalam hal kehidupan, maka dunia berantonim dengan akhirat.

Kata kekufuran terulang sama seperti keimanan, yakni sebanyak 25 kali. Sedangkan kata Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada “tujuh”. Penjelasan ini diulangi juga sebanyak tujuh kali, yaitu di dalam surat al-Baqarah ayat 29, al-Isra’ ayat 44, al-Mu’minun ayat 86, Fushshilat ayat 12, al-Thalaq ayat 12, al-Mulk ayat 3, dan Nuh ayat 15.

Untuk kata dingin (al-bard) dan panas (al-harr) masing-masing terulang sebanyak 4 kali. Sedangkan kata infaq terulang sebanyak kata yang menunjuk dampaknya yaitu ridha atau kepuasan, masing-masing 73 kali. Demikian juga sebaliknya, kata bukhl (kikir) sama dengan akibatnya yaitu hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali.

Yang juga mencengangkan, kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal diulang sejumlah 365 kali, pas sebanyak hari-hari dalam setahun. Sementara kata hari yang berbentuk plural (ayyaam) atau dua (yaumaini), jumlah keseluruhannya hanya 30 kali, sama dengan jumlah hari di dalam sebulan. Begitu juga dengan kata yang berarti bulan (syahr) hanya ada 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun (untuk lebih detailnya, lihat Kultum 181).

Di dalam al-Qur’an sering ditemukan kata syams (matahari) yang selalu digandengkan dengan kata dhiya’ (sinar atau bersinar), dan qamar (bulan) digandengkan dengan kata nur atau munir (ber-cahaya). Walaupun mempunyai kesamaan, akan tetapi keduanya berbeda. Kata dhiya’ yang digandengkan dengan matahari, sebab matahari mempunyai atau cahaya yang berasal dari dirinya sendiri, sedangkan nur atau munir digandengkan dengan qamar (bulan), dikarenakan cahaya bulan merupakan pantulan dari cahaya matahari (lihat Kultum 179).

Fenomena saintifik seperti ini telah dibuktikan oleh al-Qur’an pada 1.450 tahun lalu, bahkan sebelum manusia mengenal teknologi yang canggih seperti sekarang sekalipun. Allah berfirman,

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً

وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا

عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ

اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ

الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Artinya:

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia-lah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar (tepat), Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui (QS. Yunus, ayat 5).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *