Pengaruhnya Turun, Jokowi Mulai Ditinggalkan

Jokowi Mulai Ditinggalkan
Jokowi dan prabowo
banner 400x400
Oleh: Tony Rosyid

Hajinews.id – Pengaruh Jokowi berangsur-angsur turun. Ini hukum politik. Sesuatu yang alamiah. Siapa pun presiden, di akhir masa kekuasaannya akan segera ditinggalkan.

Presiden akan segera menjadi masa lalu dan dilupakan. Termasuk oleh orang-orang di sekililingnya. Mereka akan buru-buru menyingkir. Di antaranya karena mereka tidak ingin ikut menanggung dosa-dosa kekuasaan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Presiden, siapa pun ia, adalah orang yang tidak pernah sempurna. Seseorang, ketika diberi amanah kekuasaan, selalu akan dihadapkan kepada banyak tantangan, godaan, bahkan lawan. Di sinilah sering terjadi benturan yang tanpa disadari telah mendorong lahirnya kesalahan demi kesalahan.

Orang-orang yang berada di sekililing presiden akan berada di garda terdepan untuk membelanya. Bukan mengingatkannya. Ini dilakukan semata-mata agar mereka menjadi bagian dan ikut menikmati kue kekuasaan. Bela presiden itu artinya tanam saham. Tapi, begitu presiden akan berakhir kekuasaannya, mereka lari.

Lari dari dosa kekuasaan. Lari untuk mendekat ke calon penguasa berikutnya. Tujuannya? Agar bisa menikmati lagi kue kekuasaan berikutnya. Silakan identifikasi para pejabat yang berkarakter seperti ini.

Jokowi nampaknya belum siap untuk mengakhiri masa kekuasaannya. Ia berupaya ingin mempertahankan pengaruh kekuasaannya. Makanya, orang nomor satu di Indonesia ini bersemangat untuk ikut cawe-cawe urusan pilpres. Justru ini akan jadi blunder. Melawan kodrat alam. Jokowi tidak sadar, setiap presiden di akhir kekuasaan akan kehilangan pengaruh dan ditinggalkan para pendukungnya.

Utting Research, lembaga survei Australia ini baru saja merilis hasil risetnya. Bahwa responden (rakyat) yang menginginkan kandidat presiden melanjutkan program Jokowi itu hanya 18 persen. Survei Indostrategic, hanya 19,3 persen responden yang memilih kandidat presiden yang didukung Jokowi.

Hasil riset Utting Research ini memberi pesan: pertama, mayoritas rakyat kecewa terhadap program dan kebijakan Jokowi. Kedua, pengaruh Jokowi mulai turun drastis. Ini sekaligus mengoreksi survei yang mengungkapkan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi 80-an persen.

Saat ini, Jokowi masih full pegang kendali kekuasaan. Masih bisa cawe-cawe urusan pencalonan. Para kandidat presiden juga belum ada yang resmi jadi capres. Itu saja pengaruh Jokowi hanya tersisa 18 persen. Nanti, ketika para capres resmi didaftarkan, maka otomatis fokus rakyat hanya pada capres, bukan pada Jokowi. Jokowi segera terlupakan.

Apakah anda akan ingat mantan istri anda saat anda sedang akad nikah dengan seorang gadis? Apalagi menurut anda gadis ini jauh lebih cantik dan menarik. Sementara mantan istrimu telah banyak mengecewakanmu.

Sekali lagi, ini alamiah. Ini hukum politik. Akan menimpa siapa saja yang pernah jadi penguasa. Apakah itu presiden, gubernur, bupati, wali kota, bahkan anggota DPR. Di akhir jabatan dan kekuasaan, ia akan segera terlupakan. Rakyat fokus kepada calon baru. Sebagaimana dalam akad nikah, anda hanya fokus pada gadis yang ada di depan anda. Mantan istri, itu masa lalu yang terlupakan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *