Pengaruhnya Turun, Jokowi Mulai Ditinggalkan

Jokowi Mulai Ditinggalkan
Jokowi dan prabowo
banner 400x400

Sadar atas fakta ini, Ganjar, petugas partai dari PDIP ini mulai melepaskan diri dari Jokowi. Ganjar tidak ingin diasosiasikan lagi dengan Jokowi. Meski selama ini ia copy paste habis gaya kampanye Jokowi. Hasil riset membuat Ganjar sadar, ternyata itu tidak menguntungkan. Ganjar mula mengubah strateginya. Tidak lagi mengasosiakan dirinya dengan Jokowi. Sebaliknya, Ganjar mulai kritik Jokowi. Orang menyindir: Ganjar yang mulai menggunakan strategi Anies Baswedan.

“Kecuali kalau ada yang salah kita hentikan. Kecuali kalau ada yang tidak pas, kita koreksi.” Ini kata Ganjar. Bukankah ini narasi Anies Baswedan? Persis. Hanya ditambah kata “kecuali kalau”.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ganjar mulai paham bahwa 56 persen rakyat menginginkan perubahan, bukan keberlajutan (Indostartegic). Ini artinya rakyat menginginkan capres yang membawa visi perubahan.

Harus diingat, visi perubahan itu bukan berarti menghancurkan program lama, lalu semuanya diubah. Asal mengubah. Tidak. Visi perubahan itu mengungkapkan adanya banyak program salah jalur, jauh dari cita-cita kemerdekaan dan tidak sesuai ekspektasi rakyat secara umum.

Rute ini yang harus dikembalikan ke jalur yang benar, sehingga bangsa ini berjalan dan melaju ke arah yang dicita-citakan oleh bangsa ini. Apa cita-cita bangsa ini? Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Sila ke-5 Pancasila). Ini yang paling penting dan fundamental. Semua program dan kebijakan harus menuju ke arah ini.

Anda perlu belajar filsafat dialektika Hegel, jika ingin memahami visi perubahan ini dengan baik. Yang bagus dilanjutkan, yang kurang baik dikoreksi dan diperbaiki, yang salah dihentikan (dihapus). Ini teori dialektika. Seperti tagline NU : “almuhafadatu ala al-qadim as-shaleh wal akhdu biljadid al-aslah”. Merawat warisan yang baik dan mengambil (menciptkan) yang baru dan lebih baik. Ini teori dialektika.

Perubahan itu keniscayaan. Melawan perubahan, itu sama artinya menantang takdir Tuhan. Tidak akan pernah berhasil.

Nah, Ganjar dan PDIP baru sadar ini. Dimulailah episode untuk melakukan kritik dan serangan kepada Jokowi. Karena mereka sadar Jokowi mulai ditinggalkan oleh para pendukungnya. Sisi lain, karena Jokowi “kabarnya” mulai mendukung Prabowo.

Sementara Anies, mengusung visi perubahan bukan karena adanya kesadaran bahwa Jokowi akan segera ditinggalkan oleh para pendukungnya. Ini terlalu dan melulu politis. Anies lebih substansial. Visi perubahan dimaksudkan untuk melakukan koreksi atas sejumlah kebijakan Jokowi yang memang perlu dikoreksi.

Anies merasa punya tanggung jawab untuk mengembalikan arah perjalanan bangsa ini ke cita-cita kemerdekaan. Ini yang diimpikan oleh founding fathers bangsa ini. Ini yang paling penting dan fundamental. Bukan sekadar demi tujuan politik pragmatis dan kepentingan subjektif jangka pendek.