Heran Dengan Anggapan Pengajian Mengganggu dan Bikin Stunting, Cak Imin: Justru Pengajian Menghasilkan Akhlaqul Karimah

Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Foto: detikcom)

Hajinews.id -Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merasa aneh ada orang yang menganggap pengajian mengganggu dan membuat anak stunting. Dia menilai pemikiran dan pandangan itu kurang tepat.

Menurut Cak Imin, makanan bergizi justru didapat dari pengajian tersebut. Awalnya dia mengatakan ada tiga ideologi yang berkembang menjadi mazhab pembangunan di dunia yang orientasi, cara pandang, dan cara kerja terbelah ke dalam tiga strategi dan skenario pembangunan

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Cak Imin kemudian menyebutkan soal sekularis dan radikalis kerap dijumpai di Eropa dan seperti Taliban di Afghanistan.
Setelah menjelaskan soal sekularisme dan radikalisme, Wakil Ketua DPR RI tersebut bercerita soal perbedaan rumah tangga di Eropa dan di Indonesia. Di Eropa, pengeluaran suami istri dihitung dan dibagi bersama.

“Di Eropa itu Pak, suami istri itu kawin, kumpul dalam satu rumah, setiap hari pengeluaran itu hitung-hitungan, yang dikeluarkan istri berapa, yang dikeluarkan suami berapa nanti harus dibagi berapa,” kata Cak Imin saat memberikan sambutan usai menerima rekomendasi Ijtima Ulama Sumut di Medan, Kamis (3/8/2023).

Sedangkan di Indonesia, suami istri itu menikmati bersama berapa yang ada maupun tidak ada. “Di Indonesia ini enak-enaknya orang, ada berapa dinikmati bersama, nggak ada juga ya dinikmati bersama, di Indonesia itu enaknya di situ,” ucapnya.

Hal itu dinilai karena kiai-kiai di Indonesia membimbing umatnya dengan sangat mulia. Sehingga rumah tangga menjadi pondasi kehidupan masyarakat bahkan negara.

“Ini karena kiai-kiai kita membimbing umatnya dengan amat sangat mulia, paling enak di Indonesia, jadi rumah tangga, keluarga dibangun sebagai pondasi utama kehidupan masyarakat dan bahkan rumah tangga adalah pondasi negara, itu Indonesia,” bebernya.

Pembangunan berorientasi rumah tangga tersebut dinilai menjadi jawaban atas dua ideologi pembangunan yang membuat dilema. Menurut dia, dua ekstrimis tersebut tumbuh kuat di Indonesia bahkan sampai ada yang menganggap pengajian itu mengganggu dan membuat stunting.

“Jadi menjawab ujung dari kegaduhan strategi pembangunan itu dan dua ekstrimis itu tumbuh kuat di tanah air, sampai ada yang nggak percaya dengan pengajian, karena pengajian dianggap mengganggu dan stunting,” ungkapnya.

Padahal dia menilai pengajian tersebut melahirkan generasi yang berakhlakul karimah dan pengajian menambahkan gizi karena adanya berkat (makanan yang dibawa pulang). Cak Imin mengaku waktu kecil sering makan berkat pengajian itu.

“Padahal justru pengajian melahirkan generasi yang mulia dan berakhlakul karimah. Justru pengajian itu menambah gizi, saya ini bersyukur menjadi anaknya kiai, ya namanya zaman generasi saya itu termasuk masih kehidupan bangsa negara kita masih belum sejahtera, jadi makan bergizi kalau bapak saya pulang dari pengajian, bawa berkat, ada ayam, ada telurnya, ada gizinya,” sebutnya.

Apalagi berkat pengajian merupakan makanan yang paling halal di dunia. Karena orang yang membuat pengajian tersebut mengeluarkan uang dengan ikhlas.

“Makanan yang paling halal seluruh dunia adalah berkat hasil pengajian itu, karena orang-orang yang mengadakan pengajian tujuh hari meninggal, perkawinan, apalagi banyak sekali acara-acara itu. Orang yang memiliki hajat itu mengeluarkan uang dengan sepenuh keihklasan dan berkat yang dibawa orang tua saya itu saya makan dengan penuh kenikmatan dan dari gizi yang bermutu dan penuh kehalalan itu menghasilkan generasi yang insyaallah lebih hebat dari generasi sekarang,” ucapnya.

Sehingga dia merasa heran jika ada yang menyebut pengajian menghambat pembangunan. “Gitu kok pengajian katanya menghambat pembangunan, ini agak kurang bagus juga ini,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *