Kisah Abu Nawas: Raja Bersusah Payah Mencari Kambing Besar Bertanduk Lebar, Abu Nawas Menemukannya Sekaligus

Raja Mencari Kambing Besar Bertanduk Lebar
Raja Mencari Kambing Besar Bertanduk Lebar
banner 400x400

Tidak berapa lama kemudian balairung pun dipenuhi orang-orang yang ingin tahu keputusan Baginda Raja tentang nazar saudagar dari Negeri Kopiah itu.

Baginda Raja memanggil saudagar tersebut dan memerintahkan Abu Nawas memecahkan masalah itu. “Hai saudagar, bawalah kemari anakmu, dan seekor kambing yang besar badannya,” kata Abu Nawas.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Mendengar perkataan Abu Nawas itu semua orang terheran-heran, termasuk Baginda Raja dan si saudagar itu. “Apa maksud Abu Nawas kali ini?” pikir mereka.

Si saudagar itu menyatakan kesediaaannya membawa anak dan seekor kambing paling besar serta mohon pamit pulang ke Negeri Kopiah. Baginda Raja masuk Istana, melanjutkan tidurnya, dan pertemuan pagi itu pun bubar.

Sesuai janjinya, saudagar itu pun datang kembali ke Baghdad beberapa hari kemudian. Ia membawa istri, anak, dan seekor kambing; langsung menghadap Baginda Raja di istana.

“Datang juga engkau kemari, hai saudagar. Tunggulah sebentar, akan aku kumpulkan penghulu dan rakyat,” kemudian Baginda Raja memerintahkan memanggil Abu Nawas.

Akan halnya Abu Nawas, ketika mengetahui dijemput ke istana, ia pura-pura sakit. Baginda Raja yang diberi tahu hal itu memaksa agar Abu Nawas dibawa dengan kereta kerajaan. Maka berangkatlah Abu Nawas ke istana dengan mengendarai kereta kencana yang ditarik dua ekor kuda.

“Mengapa kamu terlambat datang kemari?” tanya Baginda Raja.

“Ya tuanku, patik terlambat datang karena patik sakit kaki,” jawab Abu Nawas.

“Hai Abu Nawas, saat ini telah datang kemari saudagar itu bersama istri, anak, dan seekor kambing yang besar badannya. Coba selesaikan masalah ini dengan baik.”

“Baiklah akan hamba selesaikan masalah ini.”

Bukan main senang hati Baginda Raja mendengar jawaban itu. Abu Nawas menarik kambing dan anak saudagar itu. Jari tangan kiri anak tersebut dijengkalkan ke tanduk kambing dan ternyata sama panjangnya. Baginda Raja dan seluruh yang hadir di balairung heran memikirkan ulah Abu Nawas.

“Ya tuanku, hamba mohon ampun, jika hamba tidak salah ingat, saudagar itu mengatakan bahwa lebar tanduk kambing itu sejengkal. Karena yang dinazarkan anak ini, jari anak inilah yang hamba jengkalkan ke tanduk kambing itu, dan ternyata pas benar. Jadi kambing ini boleh disembelih untuk membayar nazar. Itulah pendapat hamba. Jika salah, hamba serahkan keputusannya kepada Baginda Raja dan semua orang yang hadir di sini.”

“Pendapat Abu Nawas aku kira benar,” kata Baginda Raja dengan sangat meyakinkan.

Bukan main senang hati saudagar itu karena dapat membayar lunas nazarnya. Maka diberikanlah hadiah kepada Abu Nawas berupa uang 100 dirham. Kemudian ia mohon pamit kepada Baginda Raja, pulang ke negerinya.

Wallahu a’lam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *