Kultum 197: Manusia dan Jin sebagai Mukallaf

Manusia dan Jin sebagai Mukallaf
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Sebagaimana kita baca di kultum sebelumnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS. Az-Zariyat, ayat 56). Pada ayat ini Allah menyebutkan bahwa  jin dan manusia bersama-sama, yang dinyatakan sebagai makhluq yang ditugasi untuk melakukan penghambaan (beribadah) kepadaNya. Pernyataan dalam ayat itu mengandung arti bahwa manusia dan jin adalah pihak yang terkena taklif untuk beribadah kepada Allah.

Karena manusia dinyatakan sebagai mukallaf (makhluq yang dibebani tugas) maka jin juga tentu mukallaf. Hal ini bisa dipahami dari pernyataan bahwa keduanya disebut bersama-sama dengan menggunakan kata sambung ‘wau’ yang berdasarkan arti kata,  kedudukan keduanya sama. Jadi jin dan manusia sama-sama makhluq ciptaan Allah yang mendapat tugas untuk menghambakan diri kepada Allah Sang Pencipta.

Dalam hal usia, jin itu diciptakan jauh terlebih dulu dibandingkan manusia. Hal ini bisa dipahami dari firman Allah,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ

مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (26) وَالْجَانَّ

خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ (27)

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas (QS. Al-Hijr, ayat 26 dan 27).

Sebagai manusia, kita tidak akan bisa memastikan bagaimana bentuk fisik jin kecuali berdasarkan dalil. Di antara beberapa dalil tersebut, kita bisa mengetahui bahwa jin memiliki qolbun (jantung atau hati), mata, dan telinga. Dalam hal ini Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ

وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا

وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ

آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ

بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah); mereka itu sebagai binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai (QS. Al-A’raf, ayat 179).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *