Kultum 197: Manusia dan Jin sebagai Mukallaf

Manusia dan Jin sebagai Mukallaf
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Berdasarkan ayat tersebut bisa dipahami bahwa jin, di samping memiliki hati, dan juga memiliki mata serta telinga sebagaimana manusia. Bahkan jin (yang kafir yang disebut syetan) dan iblis juga memiliki suara sebagaimana Allah Subahanahu wata’ala berfirman,

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ

فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ

وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا

Artinya:

Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (Iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka. Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka (QS. Al-Isra’, ayat 64).

Ayat ini menjelaskan tentang syetan (dan atau iblis), dan cara-cara mereka bekerja dalam memperdaya manusia. Bahkan di dalam berbagai hadits juga disebutkan bahwa jin dan syetan memiliki lisan, makan, minum, dan tertawa. Dalam berbagai hadits, juga bisa ditemukan berbagai sifat lain mereka.

Di dalam bahasa Arab, ada berbagai penyebutan jin. Jin yang murni, maka disebut jinni, sedangkan yang tinggal bersama manusia disebut ‘aamir, bentuk jamaknya adalah ‘ammaar. Ada pula jin yang mengganggu anak kecil yang disebut arwah, dan jin yang jahat dan sering mengganggu adalah syaithon (syetan). Jin yang lebih jahat lagi adalah maarid.

Adapun jin yang paling jahat dan sangat garang adalah ifriit, yang bentuk jamaknya adalah ‘afaarit. Di dalam hadits riwayat Ath-Thabrani dan Al Hakim, dengan sanad shahih, jin itu ada tiga kelompok. Mereka ada yang terbang di udara, ada yang berbentuk ular dan anjing, dan ada yang lepas dan berjalan bebas.

Syaikh Umar Al-Asyqor mengatakan, “Di antara jin itu ada yang istiqamah dan gemar melakukan amal kebajikan dan ada yang tidak. Di antara mereka ada yang kafir. Yang kafir itulah yang lebih banyak” (‘Alamul Jin wasy Syaithon, hlm. 67). Bahkan, keshalihannya pun bertingkat-tingkat, sebagaiman Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا

دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا

Artinya:

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya, adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda (QS. Al-Jin, ayat 11).

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                                —ooOoo—

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *