Khutbah Jumat Maulid Nabi: Meneladani Sosok Rasulullah SAW

Meneladani Sosok Rasulullah SAW
Rasulullah SAW
banner 400x400

Ajaran Islam bersendi kepada percaya kepada Allah yang Esa, dengan iman itu manusia akan berbakti dan takut kepada Allah. Islam melarang maksiat karena maksiat itu menghancurkan masyarakat, mewajibkan beribadan dan berbuat baik, karena ibadah serta berbuat baik itu menenangkan jiwa dan mengurangi jahatnya nafsu. Islam membagi halal dan haram, serta yang diharamkan tiada lain hanyalah perkara yang merugikan diri dan orang lain, tetapi justru meninggalkan perkara itulah yang dirasa berat oleh hawa nafsu.

Karena wahyu Ilahi menentang nafsu jahat, bangkitlah manusia yang dikemudikan oleh melawan wahyu Ilahi itu, memusuhi Junjungan Nabi dan siapa saja yang mengajarkan agama. Berusaha untuk mematikan petunjuk-petunjuk agama dengan segala tipu daya, membunuh, menyakiti, menganiaya, membujuk serta memberikan suapan harta dan pangkat asal orang bersedia bungkam mulut berpangku tangan berhenti dari menyiarkan agamanya dan amar ma’ruf nahi mungkar.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّابَعْد

Saudara-saudara sidang Jum’at yang terhormat, takutlah kepada Allah dan selamanya gar dapat meninggalkan dunia ini kelak dengan husnul khatimah, mati dalam mengabdi kepada Allah, dalam Islam yang sebenar-benarnya.

Junjungan Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan miskin, yatim. Sampai masa kanak-kanak dia hidup di dusun sunyi, menggembalakan kambing. Pada usia enam tahun wafat ibunya, yang menjadikan dia yatim piatu. Pada usia delapan tahun meninggal pula neneknya yang memeliharanya. Yang menjadikannya sebatangkara. Untung ada pamannya yang sudi memeliharanya, seorang paman yang miskin pula, Abu Thalib.

Anak yatim piatu penggembala kambing yang miskin inilah dia Rasulullah yang terpilih menjadi penggembala manusia menjuju ke jalan yang benar, mendaki ke tempat yang tinggi dan jaya dengan pedoman wahyu Ilahi yang abadi. Dia bukan hanya penggembala menjaga keselamatan manusia yang mencari makan, bukan penghibur orang yang sengsara hanya dengan kata-kata lunak dan harapan-harapan di atas langin.

Dia adalah penggembala yang yang dengan tuntunan Ilahi, menggerakkan ummatnya berjuang habis-habisan memerangi hawa nafsu sendiri, menyerahkan diri berbakti kepada Allah, serta maju dan naik menyebarkan kebenaran dan kebahagiaan seluruh dunia. Dia tidak haus kekuasaan, tidak memburu kebesaran, bahkan dilarangnya orang berbuat demikian.

Dia tunaikan tugas dari Allah untuk memimpin umatnya berbuat ihsan kepada dirinya dan masyarakat, tiada lain adalah dengan maksud meciptakan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Inilah semuanya apa yang terkandung dalam Agama Islam, agama Allah yang hak.

Dalam memperingati maulid Junjungan kita itu, kita harus sadar akan kekurangan ummat Islam kepada pimpinan dan pemimpin seperti dia dan para sahabatnya. Adalah satu kewajiban kepada para ulama, pemimpin dan penganjur bangsa Indonesia umumnya, serta ummat Islam khususnya, untuk meneladani dan mendekatkan diri pada contoh yang telah diberikan oleh Junjungan kita Rasulullah Muhammad Saw.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وبارك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *