Ketika Kebaikan Kecil menyelamatkan Sang Ahli Maksiat di Hari Kiamat, Inilah Amalannya

Kebaikan Kecil menyelamatkan Sang Ahli Maksiat
Ilustrasi: hari kiamat
banner 400x400

Perihal penimbangan amal, Allah SWT berfirman dalam Al-Quran,

“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka juga kekal dalam neraka Jahannam.” (Q.S. al-Mukimûn [23]: 102-103)

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kemudian, perihal keutamaan kalimat tauhid ini, Rasulullah SAW menyabdakan,

فَإِنَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعَ، وَالْأَرْضِينَ السَّبْعَ، لَوْ وُضِعَتْ فِي كِفَّةٍ، وَوُضِعَتْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ فِي كِفَّةٍ، رَجَحَتْ بِهِنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ،

Artinya: “Sesungguhnya jika tujuh lapis dan langit diletakkan pada satu sisi timbangan dan kalimat La ilaha illallah diletakkan pada satu sisi timbangan yang lain, maka kalimat  Lailahaillallah akan mengalahkannya.” (HR. Ahmad).

Hikmah Kisah

Mengutip NU Online, dari kisah tersebut dapat dipetik hikmah dan pelajarannya. Berikut di antara hikmah dan pelajaran dari kisah tersebut.

  1. Betapa utamanya kalimat tauhid hingga mampu menebus dan menghapus dosa-dosa hamba yang mengucapkannya;
  2. Para malaikat pencatat amal senantiasa mencatat setiap amal hamba, baik maupun buruknya;
  3. Pada hari Kiamat, seluruh catatan itu ditunjukkan Allah kepada pemiliknya;
  4. Tidak ada dosa besar dan dosa kecil kecuali akan diperhitungkan seluruhnya;
  5. Proses penimbangan amal tiap hamba pada hari Kiamat akan digelar secara terbuka di hadapan khalayak;
  6. Siapa pun yang berat timbangan kebaikannya akan selamat dan terbebas dari kehinaan, kesengsaraan, dan kebinasaan;
  7. Betapa pentingnya keimanan seorang hamba;
  8. Keimanan menjadi kunci keselamatan di akhirat. Jika keimanan terbawa saat sakaratul maut, maka ada harapan selamat di akhirat meski harus menebus dosa-dosa terlebih dahulu; dan
  9. Jangan pernah menyepelekan kalimat tauhid, karena besar keutamaannya. Perbanyaklah mengucapkan kalimat thayyibah, dengan harapan menjadi kalimat terakhir yang terucap dan menjadi sebab keselamatan kita di akhirat berkat rida dan karunia Allah. (Lihat: Umar Sulaiman, Shahih al-Qashash an-Nabawi, Terbitan Darun-Nafais, Tahun 1997, halaman 35). Wallahu’alam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar