Kultum 228: Mengenal Cara Kerja Dukun dan Jin

Mengenal Cara Kerja Dukun dan Jin
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Sebagian dari kita masih belum tahu menahu tentang dunia perdukunan. Karena tiak tahu menahu dan mungkin tidak ingin atau bahkan tidak mau tahu, maka tentu saja tidak juga tahu hukum berbagai kegiatan yang berhubungan dengan dunia perdukunan. Berikut mari kita lihat agak mendalam bagaimana praktik meramal yang berbeda dari amalan Islam.

Di antara umat manusia, ada orang-orang yang mengklaim bahwa mereka mengetahui tentang hal-hal yang gaib dan masa depan. Mereka dikenal dengan berbagai nama, di antara nama-nama itu: peramal, augur, penyihir, orang pintar, astrologer, palmist, dan masih ada beberapa lagi nama lain. Di antara nama-nama itu, di Indonesia yang paling populer adalah dukun dan orang pintar.

Dukun atau orang pintar menggunakan berbagai metode dan media dengan mengklaim untuk mengekstrak informasi. Ada yang membaca daun teh, menggambar garis, menulis angka, membaca garis tangan, membaca ramalan bintang, menatap bola kristal, menggoyangkan tulang, melempar tongkat, dan lain-lain. Mereka mengklaim dapat mengungkapkan yang tak terlihat dan memprediksi masa depan yang belum diketahui.

Dari cara prakteknya, mereka bisa dikategorikan menjadi dua kelompok utama. Pertama adalah para dukun yang tidak memiliki pengetahuan atau rahasia nyata tetapi mereka sangat bergantung pada “kejadian umum” yang terjadi pada kebanyakan orang dalam memberi informasi kepada pelanggan. Mereka sering menjalani serangkaian ritual yang tidak berarti, lalu membuat tebakan yang bersifat “umum”.

Beberapa tebakan mereka, karena sifatnya yang umum, biasanya menjadi kenyataan. Mereka ini berusaha mengingat beberapa prediksi yang menjadi kenyataan dengan sangat cepat. Metode demikian ini adalah hasil dari kenyataan bahwa setelah beberapa waktu semua prediksi cenderung menjadi pikiran yang “setengah terlupakan” di alam bawah sadar sampai terjadi sesuatu yang memicu ingatan mereka. Hal demikian juga menjadi praktik umum di Amerika Utara, dan di awal tahun mereka menerbitkan berbagai prediksi peramal terkenal.

Kedua, adalah mereka yang telah melakukan “komunikasi dengan jin”. Kelompok ini penting untuk dipahami karena “melibatkan dosa besar yakni dosa Syirik”. Ramalan mereka lebih sering akurat dan informasi mereka sering lebih masuk akal. Dengan demikian, kegiatan mereka lebih sering menyebabkan “godaan” yang lebih nyata baik bagi Muslim karena mereka melibatkan jin dalamkerjanya.

Manusia dan jin memeng diciptakan Allah untuk hidup berdampingan di bumi ini, dan selain itu, Allah menciptakan jin lama sebelum menciptakan manusia. Tapi manusia dan jin hidup di dunia yang berbeda; mereka jauh lebih senior, bisa melihat manusia tapi manusia tidak bisa melihat jin. Di samping itu, sifat utama jin, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallau a’akaihi wasallam, adalah pendusta. Di sinilah maka sebagian manusia telah “terpeleset” dan mengira bahwa mereka bisa bekerjasama dengan jin. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ

وَخَلَقَ الْجَاۤنَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍۚ

Artinya:

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia telah (sebelumnya) menciptakan jin dari (marij) bagian terpanasnya api (QS. Ar-Rahman, ayat 14 – 15).

Lebih dari itu, jin yang kafir yang juga disebut iblis (atau syetan) adalah jin yang pembangkang sejak menolak untuk tunduk kepada Adam. Ketika ditanya ditanya mengapa, jin tersebut menjawab,

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *