Disway: Peradilan Bisnis

Peradilan Bisnis
NEW YORK, NEW YORK - OCTOBER 3: Former U.S. President Donald Trump appears in the courtroom with his lawyers for his civil fraud trial at New York State Supreme Court on October 03, 2023 in New York City. Former President Trump may be forced to sell off his properties after Justice Arthur Engoron canceled his business certificates and ruled that he committed fraud for years while building his real estate empire after being sued by Attorney General Letitia James, who is seeking $250 million in damages. The trial will determine how much he and his companies will be penalized for the fraud. Shannon Stapleton-Pool/Getty Images/AFP (Photo by POOL / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
banner 400x400

Pengacara Trump bersikeras bahwa laporan keuangan itu tidak ada masalah. Sudah diaudit akuntan publik. Tidak ada masalah. Sudah diperiksa kantor hukum terbaik dunia. Semua beres.

Gambaran bentuk permainan itu bisa dilihat dari penjelasan hakim Engoron ini: “Apartemen yang disewakan berdasar aturan, dinilai sama dengan apartemen yang disewakan tanpa batasan aturan. Tanah yang masuk kawasan terbatas dinilai sama dengan di kawasan tidak terbatas. Aturan dan batasan seperti sebuah fatamorgana saja”.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pandangan hukum seperti itu pasti bikin heboh dunia usaha. Hebohnya bisa sampai ke pasar modal. Apalagi di Amerika dikenal sebagai sangat liberal. Terutama dalam ekonomi dan bisnis. Prinsip bisnis di sana: tidak dilarang berarti boleh. Kalau ada aturan yang bisa disiasati salahkan yang bikin aturan. Tidak boleh menyalahkan pengusaha. Kalau bisa hindari bayar pajak, hindari. Salahnya aturan pajak: mengapa masih ada lubang yang bisa dipakai menghindar.

Bisnis harus ‘lihai’ dalam membaca peraturan. Biasanya konsultan yang sangat ahli. Bayar mahal konsultan masih lebih murah daripada ”pemborosan” akibat tidak pandai melihat lubang di peraturan.

Kian pintar melihat lubang, dialah yang kian hebat dalam bisnis. Trump termasuk papan atas di bidang ini.

Kali ini Trump bertemu jaksa yang punya prinsip hukum sendiri. Pun hakimnya. Maka bisa dibayangkan betapa kesal dan geram Trump.

Sidang ini akan berlangsung hampir tiap hari. Selasa keesokan harinya Trump juga datang ke pengadilan. Ia pun seperti pilih menjadikan pengadilan ini sebagai arena kampanye Pilpres yang baru.

Kekesalan Trump mungkin sama dengan para pimpinan BUMN yang dituduh korupsi hanya dengan alasan ”menguntungkan orang lain”. Biar pun tidak menguntungkan dirinya sendiri.

Maka sangat penarik mengikuti peradilan ”bisnis” di New York ini. Ekonomi liberal Amerika diuji di pengadilan.(Dahlan Iskan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *