Kenikmatan Yang Tiada Habisnya di Surga Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 25

Kenikmatan Yang Tiada Habisnya di Surga
Kenikmatan Yang Tiada Habisnya di Surga
banner 400x400

Ibnu Abu Hatim menyebut rerumputan surga terdiri atas minyak za’faran, sedangkan bukit-bukitnya terdiri atas minyak kesturi. Para ahli surga dikelilingi oleh pelayan-pelayan yang menyuguhkan beraneka buah-buahan, lalu mereka memakannya. Kemudian disuguhkan pula kepada mereka hal yang semisal, maka berkatalah penduduk surga kepada para pelayan, “Inilah yang pernah kalian suguhkan kepada kami sebelumnya.”

Lalu para pelayan menjawabnya, “Makanlah, bentuknya memang sama, tetapi rasanya berbeda.” Buah-buahan surga lebih wangi dan lebih enak.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sufyan As-Sauri meriwayatkan Ibnu Abbas, bahwa tiada sesuatu pun di dalam surga yang menyerupai sesuatu yang di dunia, hanya namanya saja yang serupa.

Mereka mengenal nama-namanya sebagaimana ketika mereka di dunia, misalnya buah apel dan buah delima bentuknya sama dengan buah apel dan buah delima ketika mereka di dunia. Tetapi rasanya tidak sama dengan apel dan delima saat di dunia.

Istri yang Suci

Selanjutnya, di dalam Surat Al-Baqarah ayat 25 dinyatakan: “Dan untuk mereka di dalamnya (surga) ada istri-istri yang suci.”

Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mutahharah artinya suci dari najis dan kotoran. Mujahid mengatakan yang dimaksud ialah suci dari haid, buang air besar, buang air kecil, dahak, ingus, ludah, air mani, dan beranak.

Ibnu Jarir mengatakan, sama halnya Siti Hawa pada waktu pertama kali diciptakan. Tetapi ketika ia durhaka, maka Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku menciptakanmu dalam keadaan suci, sekarang Aku akan membuatmu mengalami pendarahan sebagaimana kamu telah melukai pohon ini.”

“Akan tetapi, riwayat ini dinilai garib,” ujar Ibnu Katsir.

“Dan mereka kekal di dalamnya,” lanjut Surat Al-Baqarah ayat 25.

Ibnu Katsir mengatakan hal ini merupakan kebahagiaan yang sempurna, karena sesungguhnya di samping mereka mendapat nikmat tersebut, mereka terbebas dan aman dari kematian dan terputusnya nikmat.

Dengan kata lain, nikmat yang mereka peroleh tiada akhir dan tiada habisnya, bahkan mereka berada dalam kenikmatan yang abadi selama-lamanya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *