Jokowi Berani Melawan PDIP dan Megawati, Pendukung AMIN: Dia Sadar Masalah Menumpuk Selama Berkuasa

banner 400x400

Hajinews.co.id — Loyalis Anies Baswedan Sasongko Budiarjo, memberikan reaksi terkait perlawanan Presiden Jokowi terhadap PDIP dan Megawati Soekarnoputri.

Sasongko menyebut, publik tidak harus penasaran mengapa Jokowi dan keluarganya telah berani berhadap-hadapan dengan partai Banteng.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Jangan heran kalau Jokowi dan keluarga berani berhadap-hadapan dengan PDIP dan Megawati,” ujar Sasongko dalam cuitan Twitternya (18/10/2023).

Dikatakan Sasongko, Jokowi sejak awal memang bukanlah kader ideologis partai.

“Dia hanyalah produk polesan publik relation yang dikemas sedemikian rupa untuk dijual menjadi gubernur atau presiden,” Sasongko menuturkan.

Untuk itu, kata Sasongko, tidak heran jika saat ini serba amburadul. Tatanan politik, sosial, demokrasi, dan hukum Indonesia telah dirusak.

“Lembaga-lembaga negara dijadikan alat untuk menebar ketakutan kepada rakyat dan institusi-institusi sipil,” uapnya.

Menurutnya, Jokowi bukan kader ideologis PDIP. Dia bukan anak ideologis Sukarno.

“Dia hanya menjadikan PDIP sebagai alat untuk mencapai kekuasaan, dan ketika sudah mencapainya, dia meninggalkan -bahkan meludahi Partai yang sudah membesarkan dia dan keluarga,” tukasnya.

“Ini bukan soal kita hendak membela PDIP. Ini soal pentingnya kita berpegang teguh pada nilai, etika, dan moralitas dalam berpolitik,” sambung dia.

Tambahnya, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin (16/10/2023) membuat publik terbelalak -meski tak terkejut karena sudah diduga sebelumnya.

“Sudah diduga ambisi kekuasaan begitu membutakan segalanya. Tatanan sosial kita rusak, demokrasi mundur, hukum dikangkangi oleh keserakahan,” imbuhnya.

Disebutkan Sasongko, Jokowi melakukan itu semua di atas karena dia sebenarnya takut akan bayang-bayang dirinya sendiri.

“Dia sadar berbagai masalah menumpuk selama ia berkuasa. Masalah-masalah itu harus ia proteksi, dengan memperpanjang kekuasaan pada periode berikutnya,” tandasnya.

“Yang terjadi hari ini adalah episode setelah Jokowi gagal dengan berbagai upaya sebelumnya, untuk memperpanjang kekuasaan,” katanya.

Upaya Jokowi yang dimaksud Sasongko seperti saja skenario penundaan pemilu, skenario tiga periode masa jabatan presiden, dan seterusnya.

“Semua skenario busuk itu harus kita hentikan. Kita harus selamatkan demokrasi dari tangan-tangan kotor yang berkongsi dengan tangan yang berlumuran darah,” kuncinya.

Sumber

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *