Bukti kebohongan Israel juga diperjelas dengan klaim Juru Bicara Benjamin Netanyahu, Tal Heinrich yang mengatakan “(Tentara Israel) tidak menargetkan rumah sakit”.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa telah terjadi lebih dari 51 serangan di fasilitas kesehatan Gaza sejak konflik pertama pada 7 Oktober.
Jejak kebohongan Israel sebenarnya sudah lama tercium, terutama sejak kematian jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada 2022. Mulanya Israel membantah telah membunuh jurnalis veteran Palestina-Amerika itu.
Namun setelah ada beberapa penyelidikan independen yang mengatakan hanya tentara Israel yang bisa membunuh Shireen, akhirnya Israel pun mengakuinya.
Diketahui, Shireen tewas akibat tembakan di kepala oleh tentara Israel. Pada saat itu, Naftali Bennet yang menjabat sebagai Perdana Menteri Israel justru menuduh warga Palestina yang membunuh Shireen.
Baru-baru ini, dunia juga dihebohkan dengan berita pembunuhan 40 bayi dan wanita Yahudi yang diklaim dilakukan oleh kelompok pejuang Gaza, Hamas. Pemberitaan yang telah disebar media-media asing ternama itu mengatakan jika Hamas memenggal kepala bayi Yahudi.
Bahkan, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, ikut termakan dengan berita pembunuhan itu.
Pemberitaan yang pertama kali disebarkan oleh jurnalis Israel itu pun dinyatakan bohong atau hoaks karena tidak adanya bukti yang kuat.
Bahkan militer Israel sendiri tidak mampu mengonfirmasi kebenarannya.
Menanggapi kenyataan bahwa berita pembunuhan bayi itu bohong, pihak Gedung Putih pun menarik kembali pernyataan Joe Biden yang sebelumnya mengutuk tindakan Hamas.