DPR Harus Buka Ruang Pemakzulan Untuk Melawan Rezim Otoriter

Pemakzulan Jokowi
Pemakzulan Jokowi

by M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Hajinews.co.id – Rezim Jokowi di akhir masa jabatan bukan semakin demokratis melainkan semakin semena-mena dan membagi buta. Tidak peduli dengan etika, moral bahkan aturan Konstitusi. Orientasi politiknya hanya untuk melanggengkan dan mengamankan kekuasaan. Anak-anak ditempatkan sebagai jembatan perpanjangan kekuasaan. Otoritarian sedang dipertontonkan di panggung kepura-puraan demokrasi yang bernama Pilpres.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Pilpres adil dan jujur diprediksi hanya slogan. Ada pasangan yang dicanangkan harus menang dengan segala upaya. Lolosnya ananda Gibran melalui disain MK yang diketuai pamanda Usman adalah awal dari permainan curang tersebut. Partai-partai terbukti tidak berkutik menahan disain pelolosan Gibran. Ini adalah sinyal akan terjadinya kecurangan berkelanjutan.

Pilpres yang lebih terjamin akan sehatnya kompetisi ialah jika Jokowi tidak cawe cawe, artinya konsisten dan netral. Namun netral atau tidak cawe-cawe itu sama sekali tidak terlihat indikasinya hingga saat ini. Justru nampak tampilan sikap semena-mena bahkan brutal dalam memperjuangkan misi pelanggengan kekuasaan.

Satu-satunya jalan untuk itu adalah bahwa Pilpres harus tanpa Jokowi. Artinya Jokowi mesti segera dimakzulkan. Konstitusi telah mengatur tentang faktor sebab dan mekanisme. Konstitusi telah membuka ruang bagi pengamanan pelaksanaan demokrasi termasuk Pilpres agar dapat dijalankan dengan baik. Ketika demokrasi terancam, maka penghalang mesti dihilangkan. Dan Jokowi adalah penghalang itu.

DPR meski selama ini diragukan statusnya sebagai wadah perjuangan rakyat, namun sekarang sangat dibutuhkan. Untuk langkah darurat dan penyelamatan. Negara benar-benar dalam keadaan bahaya. Konfigurasi kekuatan partai politik di DPR diyakini akhirnya akan bermuara pada hati nurani. Nurani kebenaran, demokrasi dan kesadaran hukum. Nurani bagi tegaknya keadilan.

Rezim Jokowi adalah rezim otoriter yang hanya bisa diingatkan dan dilawan oleh rakyat. Elemen formal kekuatan politik harus bergerak bersama rakyat dalam menembus barikade variasi kendala. DPR hendaknya mulai membuka ruang bagi pemakzulan. Jokowi adalah perusak kedaulatan rakyat, kedaulatan hukum, bahkan kedaulatan negara. Kedaulatan ekonomi pun telah diporak-porandakan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *