Singkatnya, seperti yang ditulis oleh sejarawan Inggris Gibbon, “Bahkan tujuh hingga delapan tahun setelah prediksi Al-Qur’an ini, kondisinya sedemikian rupa sehingga tidak ada yang bisa membayangkan bahwa Kekaisaran Bizantium akan pernah menang atas Iran. Belum lagi mendapatkan dominasi, tidak ada yang bisa berharap bahwa Kekaisaran, dalam situasi seperti itu, bahkan akan bertahan”.
Namun, Heraclius memulai serangan balasannya pada 623 M dari Armenia dan pada 624 M ia menghancurkan kuil api utama Iran dan mengalahkan Persia. Ini adalah tahun yang sama di mana Perang Badar terjadi. Setelah kaum Muslim terpaksa mengungsi ke Madinah dan setelah Nabi sendiri hijrah dan mendirikan negara Islam di sana, orang-orang kafir Mekah terus mengejar kaum Muslim dan berusaha mengakhiri Islam.
Konflik militer pertama antara kedua belah pihak terjadi pada Pertempuran Badar ini. Dengan persenjataan yang kurang baik dan jumlah yang sangat sedikit, sekelompok kecil Muslim mampu mencapai kemenangan yang menakjubkan atas kaum musyrik Mekah. Dalam tulisan Maudoodi, “Ibn ‘Abbas, Abu Sa’id Khudri, Sufyan Tsauri, Suddi, dan yang lainnya telah menyatakan bahwa kemenangan Romawi melawan Iran dan kemenangan Muslim di Badar melawan kaum musyrik terjadi hampir bersamaan”.
Oleh karena itu, kaum Muslimin merasa senang dua kali lipat. Hal yang sama didukung oleh sejarah Byzantium dan Iran. Tahun 624 M adalah tahun di mana Pertempuran Badar terjadi dan tahun yang sama di mana Kaisar Bizantium menghancurkan tempat kelahiran Zoroaster dan menghancurkan kuil api utama Iran. Wallahu ya’lamu maa yuriid.
Semoga sedikit yang kita baca ini bermanfaat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad Idiris Adh. —ooOoo—
