Inilah Manusia Yang Pernah Masuk Surga Menurut Al-Qur’an

Manusia Yang Pernah Masuk Surga

Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah RA juga disebutkan menjadi bukti kuat dan jelas yang menunjukkan bahwa surga yang ditempati Adam AS adalah Surga Al-Ma’wa.

Namun, sebagian ulama lain mengatakan bahwa surga yang disinggahi Adam AS bukanlah Surga Al-Ma’wa yang abadi (jannah al-khulud). Mereka berpendapat demikian lantaran Adam AS diperintahkan untuk tidak memakan buah dari sebuah pohon. Ia juga pernah tertidur di dalamnya dan dikeluarkan dari sana, serta bahkan iblis bisa masuk ke dalamnya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kedua pendapat mengenai surga yang ditempati Adam AS turut dipaparkan Al-Qadhi Al-Mawardi dalam kitab Tafsirnya, “Perbedaan pendapat tentang surga yang ditempati oleh keduanya -yaitu Adam AS dan Hawa- mengerucut pada dua pendapat.”

“Pendapat pertama mengatakan, ‘Sesungguhnya surga itu adalah surga yang kekal (jannah al-khulud)’. Sementara itu pendapat kedua mengatakan, ‘Surga tersebut adalah surga yang sengaja disediakan oleh Allah SWT untuk Adam AS dan Hawa. Surga itu sebagai tempat ujian bagi keduanya, bukan surga abadi yang disediakan sebagai tempat pembalasan’.”

Manusia Lainnya yang Pernah Masuk Surga

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya Hadil Arwah ila Biladil Afrah yang diterjemahkan oleh Zainul Maarif mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah masuk ke dalam surga sebelum hari kiamat terjadi.

Ia bersandar pada sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, “Semalam aku masuk surga. Di sana aku melihat seorang perempuan wudhu di samping istana.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imran bin Hushain RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Aku melihat ke dalam surga, maka kulihat penghuninya adalah orang miskin. Dan aku melihat ke dalam neraka, maka kulihat penghuninya adalah kaum perempuan.”

Selain itu, Nabi Idris AS pernah pula masuk ke dalam surga. Ini disebutkan dalam kisah Idris AS yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbih sebagaimana dikutip Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam Shahih Qashashil Qur’an yang diterjemahkan Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Khalid Al-Sharih.

Wallahu a’lam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *