Kultum 275: 3 Golongan Tidak Dipandang Allah di Hari Kiamat

Golongan Tidak Dipandang Allah di Hari Kiamat
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Satu ilmu atau pengetahuan atau pemahaman atau apapun disebutnya, yang dianggap rendah namun sungguh krusial untuk dimiliki, adalah ketika seseorang menyadari bahwa dunia itu hina dan fana, sedangkan akhirat adalah negeri yang dahsyat dan abadi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan mengingatkan kita semua bahwa dunia adalah ladangnya akhirat. Konsekuensinya, dunia ini akan pergi meninggalkan kita, dan akhiratlah yang justru akan menjemput kita.

Allah Subhanahu wata’ala juga berfirman dalam AL-Qur’an Surah Al-Mulk,

ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ

اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Artinya:

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun (QS. Al-Mulk, ayat 2).

Dari ayat di atas bisa kita simpulkan bahwa hakikat hidup seharusnya menjadikan dunia sebagai ladang amal, bukan sebaliknya melakukan kerusakan dan kezaliman. Adapun orang-orang yang zalim ketika di dunia akan mendapat balasan pada hari Kiamat . Dan inilah wujud keadilan Allah Ta’ala.

Di dalam satu hadits diriwayatakan bahwa ada 3 golongan manusia yang tidak dipandang Allah pada hari Kiamat. Bayangkan, kalau dipandang saja tidak, tentu tidak akan diajak bicara. Kalau tidak diajak bicara, tentu tidak akan mendapat pertolongan dari dahsyatnya hari Kiamat. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ

وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ

الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِم؛ْ رَجُلٌ حَلَفَ عَلَى

سِلْعَةٍ لَقَدْ أَعْطَى بِهَا أَكْثَرَ مِمَّا أَعْطَى

وَهُوَ كَاذِب،ٌ وَرَجُلٌ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ

كَاذِبَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ لِيَقْتَطِعَ بِهَا مَالَ

امْرِئٍ مُسْلِم،ٍ وَرَجُلٌ مَنَعَ فَضْلَ مَاءٍ

فَيَقُولُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْيَوْمَ أَمْنَعُكَ

فَضْلِي كَمَا مَنَعْتَ فَضْلَ مَا لَمْ تَعْمَلْ

يَدَاكَ رواه البخاري

Artinya:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga golongan yang Allah tidak mengajak mereka bicara pada hari kiamat dan Allah juga tidak akan memandang mereka (yaitu) (1) seseorang yang bersumpah dalam dagangannya sehingga bisa diberi lebih banyak daripada biasanya, dan ia dusta dalam sumpahnya, (2) seseorang yang melakukan sumpah dusta setelah ‘ashar dengan ambisi bisa mendapatkan harta orang muslim lainnya, dan (3) seseorang yang menahan kelebihan air (tidak berbagi), sehingga Allah pada hari kiamat berfirman “Saya sekarang menahan kurnia-Ku sebagaimana engkau pernah menahan kelebihan air yang kedua tanganmu tidak bekerja karenanya” (HR. Al-Bukhari).

Ulama menjelaskan bahwa hadits di atas menggambarkan adanya tiga perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah. Karena tiga perkara itu pula Allah tidak sudi berbicara dan tidak berkenan memandang mereka di hari Kiamat. Oleh karena itu, tiga perkara itu harus kita jauhi sebisa mungkin supaya kita terhindar dari murka Allah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *