“Israel adalah kekuatan pendudukan dan rakyat Palestina akan menghadapinya sebagai kekuatan pendudukan,” kata Dahlan di kantornya di Abu Dhabi, tempat ia tinggal sekarang.
“Tidak ada pemimpin atau pejuang Hamas yang akan menyerah. Mereka akan meledakkan diri namun tidak akan menyerah.”
“Saya belum melihat visi apapun dari Israel, Amerika, atau komunitas internasional,” kata Dahlan seraya menyerukan agar Israel menghentikan perang dan memulai pembicaraan serius mengenai solusi dua negara.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan Netanyahu pada hari Rabu bahwa menduduki Gaza akan menjadi ‘kesalahan besar’. Sejauh ini, AS dan sekutunya belum melihat peta jalan yang jelas dari Israel mengenai strategi keluarnya dari Gaza selain tujuan yang dinyatakan untuk memberantas Hamas. Para pejabat AS mendesak Israel untuk mencapai tujuan-tujuan realistis dan rencana bagaimana mencapainya.
Peringatan Biden
Pemerintah Israel tidak menanggapi permintaan komentar mengenai rencana pasca perang di Gaza. Operasi Israel di wilayah kantong tersebut, yang diluncurkan sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober, sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 13.000 orang, termasuk sedikitnya 5.500 anak-anak, menurut pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza.
Meskipun bersikeras pada hak Israel untuk membela diri, beberapa pejabat AS khawatir bahwa tingginya korban sipil dapat meradikalisasi lebih banyak warga Palestina, sehingga mendorong pejuang baru untuk bergabung dengan Hamas atau kelompok militan di masa depan yang mungkin muncul untuk menggantikannya.
Lebih dari selusin warga Gaza yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan serangan Israel melahirkan generasi militan baru. Abu Mohammad (37), seorang pegawai negeri dari kamp pengungsi Jabalia, mengatakan ia lebih baik mati daripada menghadapi pendudukan Israel.
“Saya bukan Hamas tetapi di hari-hari perang, kita semua adalah satu bangsa, dan jika mereka menghabisi para pejuang, kami akan angkat senjata dan berperang,” katanya kepada Reuters, menolak menyebutkan nama lengkapnya karena takut akan pembalasan.
“Israel mungkin menduduki Gaza, tapi mereka tidak akan pernah merasa aman, tidak untuk satu hari pun.”
Sumber: cnbc