Kultum 280: Semenjak Jin Berjuluk Iblis

Semenjak Jin Berjuluk Iblis
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Satu pertanyaan tentang jin yang sering dikemukakan adalah “Apakah syetan sebagai anak cucu iblis itu dari golongan jin?” pertanyaan ini muncul karena kata-kata syetan dan iblis juga merupakan personifikasi dari kejahatan yang dikenal dengan banyak nama. Nama ini pertama kali diperkenalkan kepada kita dalam kisah Adam dan Hawa dan meskipun tradisi Kristen dan Islam memiliki banyak kesamaan, ada perbedaan tertentu yang mencolok di dalam hal memandang jin.

Kisah Adam dan Hawa sebagai manusia pertama, sangat terkenal dengan laporan yang cukup rinci tentang jin dalam memandang jin secara Islami. Baik al-Qur’an maupun Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, sama sekali tidak ada yang menunjuk bahwa jin datang kepada Adam dan Hawa dalam bentuk ular atau sesuatu yang serupa. Mereka juga tidak menunjukkan bahwa Hawa adalah lebih lemah dibanding Adam dan maupun jin.

Yang jelas, sejak menjadi iblis, jin mulai menggoda Adam dan Hawa untuk tidak menaati Allah. Dalam fakta, Adam dan Hawa tidak memiliki pengalaman tentang bisikan-bisikan dan tipu muslihat iblis. Dalam hal ini, hubungan antara Adam dan Hawa dengan iblis akan tetap menjadi pelajaran yang sangat berguna dan penting bagi seluruh umat manusia.

Iblis menjadi cemburu pada Adam dan menolak untuk mematuhi perintah Allah untuk sujud di hadapannya. Allah memberitahu kita tentang hal ini dalam Al-Qur’an, “Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu. Dia (Allah) berfirman, ‘Wahai Iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?’, dia (iblis) berkata, ‘Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah ciptakan dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk’. Dia (Allah) berfirman, ‘(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat’ (QS. Al-Hijr, ayat 30 – 35).

Jadi, iblis (dan syetan sebagai anak cucunya) sejak dulu sombong dan sekarang juga sombong. Sumpahnya sejak saat itu adalah untuk menyesatkan dan menipu Adam, Hawa dan keturunan mereka. Ketika dia diusir dari surga, iblis bersumpah kepada Allah bahwa jika dia minta tetap hidup sampai Hari Penghakiman, dia akan bekerja keras untuk menyesatkan umat manusia.

Syetan licik dan licik, tetapi memahami kelemahan manusia; dia mengenali cinta dan keinginan mereka dan menggunakan segala macam tipu daya untuk membawa manusia menjauh dari jalan kebenaran. Dia memulai membuat dosa menarik bagi umat manusia dan mengiming-iming manusia dengan hal-hal jahat dan tindakan tidak bermoral. Sampai sekarang pun, memang syetan/iblis telah membuktikan bahwa pendapatnya tentang manusia benar; karena berhasil mengajak manusia mengikuti semua kecuali beberapa orang beriman. Allah berfirman,

وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ اِبْلِيْسُ ظَنَّهٗ

فَاتَّبَعُوْهُ اِلَّا فَرِيْقًا مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

Artinya:

Dan sungguh, Iblis telah dapat meyakinkan terhadap mereka kebenaran sangkaannya, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian dari orang-orang mukmin (QS. Saba’, ayat 20)

Di dalam bahasa Arab, kata ‘shaytaan’ dapat merujuk pada makhluk yang sombong atau kurang ajar dan itu diterapkan pada makhluk khusus ini semenjak kekurangajaran dan pemberontakannya terhadap Allah. Syetan maupun iblis adalah jin, makhluk yang dapat berpikir, bernalar, dan memiliki kehendak bebas. Dalampemakaina sehari-hari nama iblis dan syetan digunakan secara substitusional (saling menggantikan).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *